Sabtu, 09 Mei 2015

Pengusaha gaharu bisa kaya, sebab per kilogramnya, gaharu kering dijual Rp 3 juta. Per pohon gaharu biasanya diperoleh 2 kilogram gaharu kering siap jual. Di umurnya 4 - 8 tahun sudah bisa dipanen.

Ini terungkap saat pelatihan kelompok Gaharu 88 yang beralamat di Jl. Jati VIII No 80 a Sawah Lebar Bengkulu bekerjasama dengan Majalah Trubus menggelar pelatihan budidaya pohon gaharu Sabtu - Minggu (31 Januari - 1 Februari). Pelatihan diikuti dengan praktik di Jl. Cimanuk.

Pelatihan diikuti 27 peserta yang berasal dari berbagai kota di Indonesia seperti Riau, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Pontianak dan Malaysia. Hal ini disampaikan Ketua Kelompok Gaharu 88, Ir. Joni Surya Djakfar.

Peserta tampak antusias mendengarkan penjelasan dari pemateri yang berasal dari Asosiasi Gaharu Indonesia (Asgarin), Dr. M. Faisal Salampessy, SH. Peserta yang cukup menarik perhatian adalah mantan Sekjen Dephan RI, Letjen TNI Purn R.H. Soeyono, SE dan peserta dari Malaysia Dato' Dr. Hj. Ilias yang tampak serius memperhatikan penjelasan pemateri.

"Pelatihan seperti ini merupakan media untuk disampaikan kepada masyarakat, kalangan pengusaha mengenai manfaat pohon gaharu yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Sehingga dengan digelarnya pelatihan menarik masyarakat dan kalangan pengusaha untuk menanam pohon gaharu," ujar Joni.

Nilai ekonomis gaharu terletak pada gubal gaharu yang muncul setelah pohon gaharu terinfeksi dan mati. Gubal gaharu mengandung damar wangi (aromatic resin) yang mempunyai aroma khas. Di Indonesia dijumpai tidak kurang dari 16 jenis tumbuhan penghasil gubal gaharu.

"Gaharu juga bermanfaat untuk obat-obatan. Selain itu juga bermanfaat untuk wewangian. Saat ini kebutuhan gaharu dunia mencapai lebih dari 61.310 ton per tahun. Konsumsi gaharu terbesar seperti negara-negara Timur Tengah, Taiwan, Jepang, China. Di negara-negara tesebut gaharu menjadi kebutuhan pokok. Ini prospek yang sangat bagus," jelas Joni.

Sekjen Asgarin, Dr. M. Faisal Salampessy, SH mengatakan, budidaya gaharu cukup mudah, tidak memerlukan perawatan tinggi dan Bengkulu memiliki struktur tanah yang cocok untuk tumbuhnya tanaman gaharu. "Bengkulu merupakan habitat tumbuhnya gaharu di pulau Sumatra.

Pohon gaharu ini mudah dibudidayakan. Bisa ditanam sebagai tanaman tumpang sari, bisa ditanam di pekarangan rumah, batas tanah,median jalan, taman, pot dan lain-lain. Kebutuhan pasar terhadap gaharu juga semakin meningkat," ujar Faisal.

Dilanjutkan Faisal, peran serta pemerintah sangat diperlukan untuk sosialisasi gaharu ini. "Pemerintah hendaknya lebih berkonsentrasi untuk memperhatikan komoditi ini.

Selain memiliki nilai ekonomis tinggi budidaya gaharu juga akan meningkatkan jumlah tenaga kerja. Misalnya untuk proses pemanenan membutuhkan tenaga kerja yang relatif banyak. Pemanenan dilakukan dengan cara penebangan terhadap pohon gaharu dan selanjutnya dilakukan pemisahan dari tiap lubang bor yang telah membentuk gubal gaharu, ini membutuhkan tenaga kerja yang banyak," terang Faisal.(rei)http://wahanagaharu.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar