Sabtu, 09 Mei 2015

Mataram (ANTARA News) – Universitas Mataram (Unram) Nusa Tenggara Barat (NTB), segera mempatenkan teknologi pembuatan Gubal  Lombok hasil temuan salah seorang peneliti Unram, yakni almarhum Dr. Parman, mantan Dekan Fakultas Pertanian.
Dekan Fakultas Pertanian Unram Ir. Sudirman, P.Hd, di Mataram, Senin, mengatakan, teknologi pembuatan Gubal Lombok hasil temuan almarhum Dr. Parman menjadi perhatian sejumlah negara di  diantaranya Malaysia dan Jerman. Dua negara tersebut sangat tertarik dengan teknologi gubal  hasil temuan penelitian Unram.
“Atas dasar itulah, dalam waktu dekat Unram akan segera mengurus hak paten teknologi Gubal , terlebih adanya berbagai budaya serta hasil penemuan pakar  yang diklaim oleh Malaysia belakangan ini,” ujarnya.
Ia menjelaskan, Gubal  adalah  yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil , memiliki kandungan damar wangi dengan aroma yang agak kuat, ditandai oleh warnanya yang hitam atau kehitam-hitaman berseling coklat.
Menurut dia, sebelum didaftarkan untuk hak paten, terlebih dahulu akan dilakukan penelitian secara mendalam tentang ciri khas serta kelebihan teknologi  Lombok ini.
Para peneliti dari sejumlah negara yang belajar  ke Unram mengakui kalau  Lombok terbaik dari yang ada di daerah lain di  maupun di negara lain.
Beberapa negara seperti Malaysia dan Jerman belum termasuk sejumlah daerah di , telah menyatakan diri tertarik untuk mempelajari teknologi Gubal  di Lombok.
Bahkan lembaga riset Jerman menjalin kerja sama dengan Unram untuk fokus pada penelitian serta pengembangan sehingga  Lombok memiliki ciri khas sehingga tidak diklaim oleh daerah atau pun negara lain.
Sudirman menjelaskan, kerja sama yang dijalin bersama Malaysia dalam pengembangan  hanya bersifat biasa. Jika pihak Malaysia menyimpang dari isi memorandum of understanding (MoU) atau nota kesepahaman yang telah disepakati, maka pihaknya akan mencabut dan berhenti kerja sama dengan Malaysia.
“Kita tidak memberikan apa-apa dengan Malaysia hanya kerja sama biasa. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” ujarnya.
Selain Jerman, Malaysia dan sejumlah negara lainnya, tambah Sudirman, beberapa daerah di  juga tertarik dengan pengembangan serta kualitas  Lombok, salah satunya adalah  Kabupaten Sorong Irian Jaya.
 ini memiliki potensi yang besar dan pasarannya sangat mudah.  satu kilogram hasil panen mulai Rp5 juta-Rp30 juta, tergantung kualitasnya. Hanya saja masa panennya cukup lama yakni sembilan tahun,” ujarnya.  (*)
http://arsipberita.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar