Senin, 04 Mei 2015

Rabu, 18 Desember 2013

PRODUKSI GAHARU MELALUI TEKNIK BIO-INOKULASI



Pembentukan gaharu (Agarwood formation) pada pohon gaharu adalah mengikuti dogma  patogenesis yaitu terjadinya interaksi/pertarungan antara sistempertahanan pohon gaharu melawan Patogen dalam kondisi LingkungantertentuJadi ada 3 faktor utama yang menentukan  hasil.   

1.  Genetika Pohon. 

2.  Patogen (Fusarium sp dengan korporasinya) yang harus bersifat virulen. Gaharu terbentuk  akibat     rangsangan dari satu korporasi mikroorganisme. 

3.  Lingkungan.

 MASALAH :

1. Pohon gaharu yang kita tanam sekarang adalah berasal dari pohon-pohon sisa, yang disisakan para pemburu gaharu. Secara genetik, pohon-pohon yang unggul sudah habis duluan di panen, jadi yang tersisa hanyalah sekumpulan pohon dengan sifat genetik tidak unggul menghasilkan gaharu. Anak-anak dari pohon yang tersisa (tidak unggul) ini, kemudian kita tanam. Jelas tujuan utamanya adalah Konservasi. Tapi tujuan masyarakat adalah untuk meningkatkan kesejahteraan.


2. Populasi pohon gaharu tersebut resistant (kebal) terhadap mikroba penginduksi gaharu. Kita sudah lihat buktinya, bahwa pohon yang di inokulasi dengan Fusarium saja, akan kembali sehat (recovery) setelah 6 bulan. Bukti ini juga yang membuat Prof. Blanchette yang meneliti gaharu selama 1 dekade di Vietnam, malah menggunakan berbagai bahan kimia keras seperti : Ferrous chloride, Sodium bisulfite, Potassium chlorida dll. Bahan-bahan tersebut, sangat keras dan berbahaya, namun malah di patenkan lagi. Terbukti, bahan-bahan ini sudah di uji coba di beberapa tempat di Indonesia, hasilnya hanya membuat jaringan kayu cepat berubah warna hitam, mati, tapi tanpa aroma gaharu.

SOLUSI : 

1. Genetika pohon. Sifat ketahanan (resistant) pohon harus kita manipulasi terlebih dahulu. Produk dari gen adalah hormon. Hormon inilah yang mengontrol sifat ketahanan/ keunggulan pohon menghasilkan gaharu.

2. Teknologi terpadu secara biologi untuk menghasilkan gaharu ini, kami uraikan secara ringkas di bawah ini. Hasil perdana dari teknologi di atas, sudah pernah di panen, namun masih skala kecil (Gambar gaharu di bawah). Demonstration Plot  produksi gaharu ini sedang dikembangkan secara multilokasi di di Bogor, Cibubur Junction, Jonggol, Jampang Surade, Bontang, dan Pahae.

   

TEKNIK BIO-INOKULASI GAHARU            

    I.  Bahan dan Peralatan
    A.  Bahan Penginduksi Gaharu terdiri dari 3 komponen:
1.      Fusarium bentuk cair : Mikroba penginduksi gaharu
2.      Mineral  Organik: memudahkan pembentukan gaharu
3.      Hormon : Mengkondisikan pohon rentan terhadap serangan Fusarium

     B. Peralatan
  1. Bor listrik
  2. Generator (sumber listrik).
  3. Pinset,
  4. Tissue,  Kapas kosmetik
  5. Lilin malam
  6. Alkohol 70%,
  7. Air steril. 
  8. Penggaris/alat ukur meteran
  9.  Tangga
 
II.                   Tahapan Kegiatan
1.            Pemilihan pohon
1.1       Pohon gaharu yang akan di inokulasi sebaiknya dipilih pohon dewasa yaitu pohon yang sudah dewasa, umur 7 tahun ke atas,  atau sudah pernah berbunga dan berbuah. Pohon dewasa lebih cepat memberi reaksi/respons terhadap pembentukan  gaharu.
2.            Pembuatan Lubang
Aktivitas yang dilakukan dalam pembutan lubang/pengeboran pohon adalah sebagai berikut:
2.1       Siapkan bor listrik, dan mata bor size 6 dan 8 mm.
2.2       Sterilkan semua peralatan terlebih dahulu dengan alkohol 70%,
2.3       Pengeboran batang pohon dilakukan mulai dari ketinggian 30 cm dari permukaan tanah. Pembuatan lubang dilakukan menyamping dibawah permukaan kulit sedalam 3 cm, 5 cm, dan 7 cm  berturut-turut. (jaringan transportasi makanan pohon, jangan mengenai gubal/ lingkaran tengah pohon). Lihat gambar.
2.4       Jarak  inokulasi ke samping dan ke atas adalah 15 cm. Hal ini perlu agar tersedia jaringan yang sehat untuk transportasi makanan pohon.
2.5       Untuk pengeboran pohon yang tinggi gunakan tangga dan jumlah titik tergantung kebutuhan.
2.6       Pada bonggol, bekas cabang yang mati, dilakukan pengeboran sekitar 5 cm diatas dan 5 cm di bawah bonggol, juga secara menyamping. (Lihat gambar).
2.7       Pengeboran dibuat horizontal (Tidak miring).

III.        INDUKSI/  INOKULASI  GAHARU

1.      Perlakuan Hormon
1.1.    Pertama masukkan hormon pada 4 lubang, kedalaman 5 cm, di pangkal pohon. Posisi lubang pada 4 sisi yang berseberangan. Pohon umur 7-8 tahun 0.5 cc/pohon (jadi masing-masing lubang 0.125 cc). Umur 9-10 tahun 1 cc/phn.
1.2.       Perlakuan hormon harus di ulang setiap 3 bulan selama 2-3 tahun dengan dosis yang konsisten, agar pembentukan gaharu berlangsung terus.

2.       Perlakuan INDUCER (Fusarium Cair + Organic Mineral)
2.1        1 liter Fusarium dicampur dengan 100 cc (1/2 gelas Aqua) mineral organic dan 1 gelas Air mineral, lalu goyang agar tercampur rata.
2.2.       Masukkan 1 bungkus kapas steril isi gel ke dalam gelas steril (gunakan gelas aqua).
2.3.           Tuang Inducer (Larutan 2.1) ke kapas steril (2.2) sampai basah.
2.4.            Inducer (2.3)  dimasukkan ke dalam lubang pohon dengan bantuan pinset   steril (bersihkan dan lap dengan alkohol sebelum pakai).
3.  Penutupan Lubang
3.1.        Tutup lubang dengan meletakkan bulatan lilin malam tepat di depan lubang.  Kemudian tekan secara perlahan bagian pinggir hingga lubang tertutup. 
3.2.           Perhatikan hasil tutupan agar ketika hujan, air tidak dapat masuk ke dalam lubang.
4.      Pemeliharaan
4.1         Setelah 1 bulan umur inokulasi, cek kondisi pohon.
4.2         Daun pohon umumnya 10-30% menguning. Ciri ini menunjukkan aktifitas inokulum positif.
4.3         Suntikkan Hormon dosis 0.5 cc (hanya hormone saja) setiap 3 bulan pada 2 lubang baru di pangkal pohon, agar pohon tidak kembali sehat (recovery), dan pembentukan gaharu berlangsung terus menerus.

5.      Pengamatan
Pengamatan hasil inokulasi dilakukan setelah satu bulan dengan cara sebagai berikut:
5.1       Buka lilin penutup lubang
5.2    Sayat kulit batang sekitar lubang pengeboran dengan menggunakan pisau yang tajam atau dengan bantuan pahat. 
5.3    Warna kayu disekitar lubang inokulasi akan berubah warna menjadi coklat, lalu ambil sedikit dan bakar di bara api untuk mencek aroma gaharunya.
6.      Pemanenan
Pemanenan dapat dirancang secara bertahap. Panen dapat dimulai dilakukan setelah 2 tahun inokulasi.  Namun, makin lama dipanen, maka makin tinggi kualitas dan kuantitas gaharu yang diperoleh.



PROSEDUR KERJA (Dalam Gambar).


 
Gambar 1. Insert 0.5 cc Fitohormon secara merata pada 4 lubang di pangkal pohon



Gambar 3.  1 Liter Fusarium  + 100 ml Mineral Organik + 200 ml Aquadest steril (Goyang, untuk mencampur rata).
Gambar 2. Cara membor, membuat lubang inokulasi. Lubang menyamping dann horizontal  di bawah kulit, kedalaman 3, 5, dan 7 cm. Jarak antar grup lubang sekitar 15 cm ke atas dan kesamping. Posisi antar grup lubang, zig zag seperti balak 5.


Gambar 4. Inokulum di tuang ke botol steril yang di dalamnya sudah terisi kapas steril isi gel steril.Inokulum siap dimasukkan ke dalam lubang-lubang pohon dengan bantuan pinset).
   


Gambar 5.  Cara memasukkan inokulum


 

Gambar 6. Lubang ditutup pake pake lilin malam, agar tidak kontaminasi.



 

Gambar 7. Hasil Inokulasi setelah 14 bulan (Hasil ini belum menggunakan 3 lubang/zona).
  
Catatan : 
    •     Pekerjaan inokulasi harus dilakukan secara aseptik. 
    •     Pemeliharaan: Perlu disuntikkan Fitohormon setiap 3 bulan, selama 2 tahun secara periodik. Dosis 0.5 cc/pohon umur 7 tahun, 1 cc/pohon, umur 10 tahun. Fungsi untuk mengkondisikan pohon tetap rentan (succeptible), sehingga Fusarium yang sudah di dalam pohon tidak kalah, dengan kata lain, agarwood formation berjalan baik. Bila tidak, maka pembentukan gaharu akan stop setelah 6 bulan, sehingga lubang inokulasi menutup.
    •     Diharapkan, bentuk gaharu yang dipanen dengan 3 lubang secara sejajar, akan lebih besar dan solid.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar