Minggu, 10 Mei 2015




Pupuk Gaharu, Jenis dan Dosisnya

         Penentuan jenis pupuk dan dosis pupuk untuk tanaman gharau harus sesuai dengan kebutuhan tamanan gaharu tersebut  akan Unsur Hara , bedasarkan hasil analisis kondisi struktur tanah, umur pohon, pertumbuhan dan perkembangan tanaman gaharu. Secara sederhana kebutuhan gaharu akan pupuk dapat  dilihat dengan kasat mata dari pertumbuhan pohon, (tinggi batang gaharu, diameter batang gaharu, dan daun gaharu). 
      Pengunaan pupuk organik seperti kompos dan pupuk kandang lebih dianjurkan namun dapat juga mengunkan pupuk kimia seperti NPK, urea dan KCl. Selain beberapa jenis pupuk tadi kita juga dapat mengunakan pupuk cair dengan dosis sesuai anjuran yang tertera dikemasan pupuk tersebut. Untuk tanah yang memiliki PH tinggi maka perlu menambahkan kapur dolomit. Kadar PH yang paling baik untuk pertumbuhan gaharu adalah PH 6-7.
      Perlu di ingat pupuk kandang yang digunakan sebaiknya pupuk kandang yang sudah lama atau dapat juga dengan dibakar terlebih dahulu mengunakan dedaunan kering seperti, jerami, ilalang, daun pisang, pelepah daun kelapa dll baru setelah itu digunakan. Letakkanlah pupuk dibawah canopy atau sejajar dengan ujung tajuk tanaman gaharu sebelum dipangkas. Pemupukan dapat dilakukan setiap 3 bulan sekali mengunakan pupuk kimia dengan dosis rendah seperti 10 g NPK untuk tanaman dilapangan dengan usia tanam 0-1 tahun dan atau  6 bulan sekali dengan mengunkan pupuk organik 2 kg pertanaman untuk tanaman gaharu usia tanam 0-1 tahun. Kebutuhan pupuk tentunya akan berbeda-beda antara setiap pohonnya dan semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. selain itu kita juga bisa menggunkannya secara bersamaan asalkan dosisnya disesuaikan. hindari pemberian pupuk terlalu dekat dengan pangkal batang dan dosis yang tinggi karena dapat menyebabkan tanaman mati.
Berikut adalah tabel contoh rancangan jenis dan dosis pupuk gaharu yang digunakan:
No.
Umur Tanaman
Gaharu (tahun)
Dosis Pupuk kompos Organik
(Kg/Pohon)
Dosis Pupuk Kimia   (g/pohon)
(Urea+TSP+KCl)
1
0-1
2
50+50+50
2
1-2
4
50+50+50
3
2-3
5
100+100+100
4
3-4
5
150+150+150
5
4-5
-
150+150+150
( sumber : Sumarna,Yana.2003. Budidaya & bisnis Gaharu. Jakarta : Penebar Swadaya. cet. 1 (edisi revisi) )
   

contoh Tanaman gaharu mengunkan pupuk kandang (dosis -+ 2 kg pertanaman) usia tanam kurang lebih satu tahun. Jenis Gaharu Aquilaria Malacensis.

CARA MENYEMAI BIJI GAHARU DALAM BAK TABUR


TAKEN FROM blog gaharuindahlestari
Untuk hasil yang maksimal bagian ekor bibit dicucukkan ketanah, khusus biji gaharu yang memiliki ekor biji yang panjang sweperti subintegra. namun dapat juga ditabur seperti biasa saja


TAKEN FROM blog gaharuindahlestari

 

PERSIAPAN MEDIA SEMAI

  1. Siapkan media semai berupa tanah Top Soil (tanah bagian atas yang banyak mengandung humus/subur)
  2.  Pasir (jika tanah belum berpasir) jika ada namun dapat juga diganti dengan cocopeat atau arang sekam padi. Pilih salah satunya saja
  3.  Pupuk kompos yang sudah jadi
  4. Campur tanah, pasir/arang sekam padi dan kompos dengan perbandingan 3 : 1 : 1
  5.  Untuk hasil yang lebih baik setelah media diaduk jadi satu kemudian dibakar dengan daun-daun kering/ranting ini gunanya adalah untuk sterilisasi dan arang/abu berguna sebagai pupuk alami.
  6. Buatlah tempat Persemaian di Tempat yang teduh/ternaugi tapi bukan ditempat gelap seperti di bawah Naungan pohon dll.
  7. Isi media tadi kedalam bak semai, boleh dibuat dari papan langsung ditanah, valet buat, atau keranjang, dengan ketinggian kurang lebih 10 cm kemudian siram dengan air
  8. Taburlah biji secara merata. kemudian dibagian atasnya letakkan pelepah kelapa atau sawit kemudian diatas daun kelapa sawit tersebut letakkan rumput.
  9. Jika tidak hujan siramlah setiap tiga hari sekali dan kalau lembab tidak perlu disiram campurkan regen atau fungisida dalam siraman tersebut. gunakan pengkabut/tudor  jangan terlalu basa. cukup disiram ditas rumputnya saja.
  10. Setelah biji tumbuh merata kurang lebih 15-20 hari buka rumputnya. dan pindahkan ke polybag setelah bibit berdaun 2 pasang 

PERLAKUAN TERHADAP BIJI

  1. Pisahkan biji dari kulit buah
  2. Rendam biji gaharu dengan anti jamur/fungisida seperti Dense, amistartop atau bisa juga mengunakan regen pilih salah satu  selama 30 menit.
  3. Kering anginkan selama kurang lebih 2 jam
  4. Siram biji dengan zat pengatur tumbuh/ZPT larutkan dengan air seperti atonik, produk Jimmy hantu, nasa dll. pilih salah satu saja. kering anginkan selama 1 jam kemudian semai.


BUAH GAHARU BECCARIANA
MULAI BERKECAMBAH




BIBIT SIAP DI PINDAH KE POLYBAG

Sabtu, 24 Mei 2014

Berkunjung ke Kebun Gaharu



Beberapa hari yang lalu, saya sempatkan singgah ke sebuah kebun gaharu di desa sebelah.

Pohon gaharu itu ditanam diselingi dengan tanaman kelapa sawit. Waktu saya datang, pohon gaharunya sedang berbuah muda. Beberapa biji yang belum cukup umur tampak berjatuhan di bawah.

Setelah berbincang-bincang dengan penjaga kebunnya, saya tahu bahwa umur pohon penghasil gaharu itu sudah 10 tahun lebih. Dan sudah 3 kali di inokulasi. Oleh para mahasiswa USU. Inokulasi yang pertama dan kedua gagal.

Oleh para mahasiswa USU, pernah beberapa kali dijanjikan akan di panen, tetapi dibatalkan. Janji terakhir, sehabis lebaran nanti akan dipanen tebang.

Gaharu yang ada di kebun ini adalah dari jenis aquilaria malaccensis. Pertumbuhannya lumayan bagus. Diameter batang 25-30 cm. Daunnya lebat dan tajuknya juga sehat.

Hanya saja, saya menduga inokulan yang disuntikkan kurang berhasil. Bisa dilihat dari kondisi pohon yang segar bugar.

Seharusnya, pohon gaharu yang sudah diinokulasi akan menjadi stres, bahkan ada yang sampai gugur daunnya. Lalu perlahan membaik, tapi tak boleh pulih semula.

Hal ini terjadi karena bahan dasar inokulan adalah jamur fusarium sp atau sejenisnya.

Jamur yang disuntikkan akan menyerang pohon, dan sebagai reaksinya, pohon akan mengeluarkan sejenis resin sebagai penangkal serangan jamur tadi. Resin yang dihasilkan inilah yang akan merubah batang kayu menjadi gaharu. Tandanya adalah kayu menjadi berwarna hitam/coklat tua dan berbau harum jika dibakar.

Pohon gaharu (agarwood) biasanya disuntik pada umur lima tahun, dan dipanen tebang pada umur 7-8 tahun. 

Proses inokulasi gaharu bukanlah perkara mudah. Selain inokulannya harus cocok dengan jenis pohonnya, sterilitas juga harus dijaga dengan baik selama proses dilakukan. Selain itu, kita harus mengantisipasi kemungkinan masuknya air hujan ke dalam lubang inokulan. Jika air masuk, maka kemungkinan batang kayu akan membusuk.

Kebanyakan petani gaharu menerima sistim bagi hasil dengan investor. Mulai bibit, pupuk, inokulasi serta pemanenan disediakan dan dilakukan oleh investor. Petani hanya menyediakan lahan, menjaga dan merawat tanaman itu.

Yang sering luput dari kajian perjanjian adalah : siapa yang menentukan harga. Jika yang menentukan harga jual juga adalah investor, maka kemungkinan investor menipu petani sangatlah besar. Karena memang, produk gaharu banyak sekali grade-nya, dan tak ada standarisasi. Selain itu, rentang harga perkilogram yang antara hanya 100.000 rupiah sampai ratusan juta rupiah, membuat kerjasama ini sangat riskan.

Apalagi saat ini, mencari pembeli gaharu juga bukanlah perkara mudah.

Ada banyak rekan yang menghubungi saya minta dijualkan gaharunya, namun pembeli tak kunjung ada.Kalau pun ada, sering terjadi gagalnya kesepakatan harga. Pernah ada penjual yang minta harga Rp.80 juta perkilogram, sementara pembeli hanya menawar tak lebih dari Rp.5 juta perkilogram.



Rabu, 12 Maret 2014

Inokulasi Gaharu Sederhana



Pohon penghasil gaharu (agarwood) semisal aquilaria malaccensis, a. subintegra , a. microcarpa atau grinop, sejatinya sangat sulit menghasilkan gubal gaharu secara alami. Tidak sampai 5% gaharu yang ada saat ini dihasilkan secara alami.

Dibutuhkan campur tangan manusia untuk mempercepat dan mempermudah terbentuknya gubal gaharu dalam batang pohon agarwood. Campur tangan itu biasanya dalam bentuk inokulasi.

Inokulasi adalah pengeboran batang pohon dan penyuntikan cairan inokulan.

Satu pohon agarwood umur 5-7 tahun bisa menghabiskan 3 liter cairan inokulan.

Inokulan gaharu sendiri pada dasarnya adalah air yang mengandung bahan aktif jamur fusarium sp.

Adapun harga inokulan di pasaran berkisar antara Rp.500.000 – Rp.700.000/liter.

Tidak semua petani gaharu mampu membeli inokulan ini.  Karena itu, beberapa petani mencoba tehnik inokulasi sangat sederhana. Ada yang membacok-bacok batang pohon agarwoodnya, ada yang memaku, melukai, mengebor lalu memberi oli kotor, dlsb.

Menurut pengesanan para petani gaharu di Malaysia, cara inokulasi sederhana ini meningkatkan kemungkinan terbentuknya gubal gaharu menjadi sekitar 10-15%.

Sebenarnya ada cara lain yang layak dicoba. Yakni dengan cara mengebor batang pohon agarwood di sekelilingnya. Diameter mata bor 4-5 cm, jarak antar lubang 5 cm, jarak vertikal 5 cm dan jarak horizontal 5 cm. Barisan berupa lingkaran spiral. Kedalaman pengeboran adalah 1/3 diameter batang. Jadi, makin ke atas kedalaman makin dikurangi. Arah lubang menghadap ke bawah, sehingga lubang tidak kemasukan air pada waktu turun hujan.

Kemudian ambil pohon pisang yang mati layu karena serangan jamur fusarium sp (jamur upas), blender batang semu atau pangkal pelepahnya, lalu masukkan sampai penuh ke dalam lubang bor yang sudah ada di sekeliling batang pohon agarwood.

Dalam waktu 3 bulan akan ketahuan apakah perlakuan berhasil atau gagal. Jika gagal, maka tidak terjadi perubahan yang berarti pada batang pohon. Jika berhasil, maka lubang akan berwarna coklat dan apabila kayunya disayat lalu dibakar akan tercium bau harum. Tanpa bau harum, maka tak ada keberhasilan.

Selamat mencoba ! Semoga berhasil.

Selasa, 16 Juli 2013

Tumpangsari Tanaman Sawit-Gaharu

Tumpangsari artinya adalah menanam dua atau lebih jenis tanaman pada satu lahan. Cara ini memang lebih efektif untuk memaksimalkan pemanfaatan lahan. Selain itu, memiliki dua produk pertanian adalah lebih aman untuk mengantisipasi jika salah satu produk harganya terjun bebas di pasaran.
Kelapa sawit sebagai salah satu produk pertanian skala ekspor, pernah beberapa kali harganya jatuh hingga hampir tidak ekonomis untuk dijual, karena biaya pemanenan dan ongkos angkutnya lebih mahal daripada harga jual perkilogram TBS-nya. Untung saja hal ini berlangsung tidak terlalu lama. Namun efeknya cukup parah juga. Banyak petani sawit yang kehilangan sepeda motor atau mobil, karena ditarik oleh dealer kreditor akibat petani konsumen tak mampu membayar angsurannya.
Karena itu, tumpang sari menjadi pilihan yang harus dipertimbangkan saat anda akan mulai berkebun sawit.
Ada dua jenis tumpangsari kelapa sawit. Yang pertama adalah tumpangsari sementara, yaitu hanya sebelum kelapa sawit berbuah. Jenis tanaman yang biasa ditumpangkan penanamannya ini adalah : padi gogo, kedelai, jagung, ubi kayu, ubi jalar, cabai, keladi, pisang, dll. Tumpangsari dengan tanaman jenis ini hanya dapat dilakukan selama 30 bulan sejak kelapa sawit mulai ditanam.
Jenis tumpangsari kedua adalah tumpangsari sepanjang tahun. Jenis tanaman yang dapat ditumpangsarikan dengan cara ini adalah pohon gaharu dan pinang.
Tumpangsari sawit-gaharu ini sudah dilakukan oleh Balai Penelitian Hutan Penghasil Serat (BPHPS) Kuok, Kab.kampar, Riau. Balitbang milik Kemenhut ini menerapkan tumpangsari sawi-gaharu sejak tahun 2006.
Tumpangsari sawit-gaharu ini memiliki keuntungan lain selain keuntungan ekonomis. Tanaman gaharu dipecaya dapat memperbaiki struktur hara tanah, dan juga bisa membantu menahan air tanah saat musim hujan.
Gaharu merupakan hasil hutan non kayu yang terdiri dari gumpalan padat kecoklatan dan berbau harum. Gaharu mempunyai bermacam khasiat selain sebagai nutfah juga dimanfaatkan untuk bahan dasar pembuatan parfum, kosmetik hingga bahan dasar pengobatan penyakit.
BPHPS mengujicobakan program ini atau disebut dengan areal model Gaharu di antara Sawit di Desa Kembangdamai, Kecamatan Pagaran Tapah Darusalam, Kabupaten Rokan Hulu, Riau. BPHPS membuktikan tanaman gaharu yang telah mereka bibitkan dapat ditanam bersandingan dengan kelapa sawit dan tidak mengganggu pertumbuhan kedua tanaman tersebut. Terbukti, sawit dan gaharu  menunjukkan perkembangan yang baik di areal tersebut.
Syahrul Donie, Kepala BPHPS Rohul, menjelaskan bahwa perawatan tanaman gaharu di antara sawit tidak memerlukan teknik khusus. Bahkan, tambahnya, limbah dari pohon sawit bisa dijadikan pupuk bagi gaharu dan sawit sendiri. Yakni dengan memanfaatkan limbah pelepah sawit menjadi arang yang dijadikan pupuk sawit maupun gaharu.
“Pada areal tanah yang dikembangkan untuk sawit ini, memiliki PH asam dan kesuburan rendah. Untuk mengatasinya, kami melakukan percobaan agar pertumbuhan gaharu dan sawit bisa terus membaik. Kami menjadikan limbah arang pelepah sawit sebagai pupuk untuk sawit dan gaharu, dengan kapasitas enam kilogram arang per batang gaharu. Hasilnya cukup baik, hal ini ditunjukkan dengan indikator pertumbuhan gaharu yang semakin baik dan kenaikan pH tanah dari yang tadinya 3-4 menjadi 5-6,” papar Syahrul.
Edi Nurohman, tenaga teknisi BPHPS, lebih lanjut menjelaskan proses percobaan mereka di Desa Kembangdamai tersebut. Lahan sepuluh hektar yang berisi kebun sawit itu, menurutnya, dibagi dalam tiga kelompok. Masing-masing bagian dibuat konsep pelakuan jarak tanam. Bagian pertama terdiri dari 4 hektar dengan jarak tanam antara gaharu dan sawit sejauh 2 meter. Bagian kedua seluas 4 Ha, jarak tanamnya dibuat 3 meter, dan pada area ketiga, sisanya ditanami dengan jarak 2-3 meter.
Pelakuan jarak tanam dan pemberian pupuk arang pelepah kelapa sawit, menurut Edi, membuktikan dapat memberi efek yang sangat baik pada tanaman gaharu. Hal itu, katanya, terlihat dari pertambahan tinggi gaharu yang berumur 30 bulan atau 2,5 tahun dari enam bulan masa pemberian limbah arang pelepah sawit. Tanaman gaharu mengalami pertumbuhan hingga 70 persen sementara pertambahan diameter batang tanaman gaharu dengan umur yang sama bisa mencapai 72,20 persen.
Perawatan gaharu di antara sawit, tambah Edi, bisa dilakukan secara bersamaan. Edi menyebutkan gaharu tidak memerlukan cara perawatan khusus. Hanya saja membutuhkan kehati-hatian petani ketika membersihkan pelepah sawit agar pohon gaharu yang ada di bawahnya tidak rusak tertimpa pelepah. Selain itu kebersihan gaharu dari rumput liat di sekitarnya juga perlu diperhatikan.
BPHPS berharap upaya mereka membangun areal model gaharu di antara sawit di Desa Kembangdamai, Kecamatan Pagaran Tapah Darusasalam, Rokan Hulu ini dapat menjadi pilihan cerdas masyarakat..
Adapun tumpangsari sawit-pinang dapat dilakukan juga, hanya saja sudah hampir sepuluh tahun terakhir harga biji pinang jatuh dan tak bangkit-bangkit lagi, sehingga tidak direkomendasikan.
Tumpangsari jenis ketiga adalah sawit-jati putih. Namun penanaman jati putih hanya dilakukan di sekeliling lahan sawit. Selain fungsi ekonomi, tanaman jati putih juga melindungi kelapa sawit dari terpaan angin keras, hingga jati putih ini sering disebut tanaman pemecah angin.


Sumber : BPHPS Kab.Rohul, sumber lainnya dan pengalaman pribadi.


READY STOCK : BIBIT SAWIT RP.900/BUTIR KECAMBAH,
BIBIT KARET RP.500/BUTIR.
BIBIT AREN UMUR 6 BULAN SIAP TANAM RP. 4.000/POKOK,
UMUR 2 BULAN SIAP KIRIM RP.1.500/BATANG.

HP.0813 7000 8997. DENGAN MUHAMMAD ISNAINI.
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar