Senin, 04 Mei 2015

Bumi adalah Titipan, bukan Warisan

bumiSejak global warning menjadi isu dunia, secara drastis kesadaran lingkungan menjadi point penting dalam kehidupan manusia. Berbagai gerakan penghijauan menjadi begitu popular hampir diseluruh dunia. Secara umum global warming atau yang lebih dikenal dengan pemanasan global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer,  laut  dan daratan bumi, akibat  terjadinya peningkatan efek rumah kaca yang terjadi di bumi. Dan Salah satu penyebab efek rumah kaca adalah penggundulan hutan.  Yang memicu peningkatan jumlah karbon dioksida di atmosfer akibat  tidak terdapat tumbuhan yang menyerap karbondioksida yang digunakan dalam proses fotosintesis.  Jika global warming tidak segera diatasi akan menyebabkan dampak yang lebih besar yakni hilangnya pulau-pulau yang berakibat pada perubahan wajah peta dunia kita. Bencana ini disebabkan naiknya permukaan laut akibat mencairnya gunung es di kawasan kutub. Jika kondisi ini dibiarkan terus, besar kemungkinan generasi mendatang yang paling menanggung akibatnya. Karena bumi adalah titipan, bukan warisan.
Berawal dari kesadaran itu I Made Budaka Wijaya seorang mantan tentara yang kini sukses bagai pengusaha, merasa berkewajiban memberikan kontribusi bagi keberlangsungan kehidupan mahluk hidup didunia. Tidak hanya sekedar menyelamatkan lingkungan namun sekaligus memberikan kesejahtraan bagi umat manusia.
Terinspirasi oleh kearifan local Tri Hita Karana. Hubungan harmonis manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkungan, berdirilah Sri Farm yang berkantor  di Jalan Tukad Batanghari no 9 Denpasar, telp  0361-8955872,  085337496688,  087861999658. Sebuah perusahaan yang khusus bergerak dibidang perkebunan dengan visi misi bekerja sekaligus beribadah. Ibarat kata pepatah sambil menyelam minum air.  Memetik keuntungan sekaligus turut serta dalam upaya penyelamatan dunia dari pemanasan global.
Melihat kondisi pasar saat ini dan dimasa mendatang, dimana kebutuhan kayu khususnya Jabon kian meningkat, maka  yang kini sedang dikembangkan Sri Farm adalah perkebunan tanaman Jabon. Jika diibaratkan menanam Jabon bagaikan berkebun emas. Selain keunggulan utama Jabon bisa dipanen dua kali dalam waktu 10 tahun, masih banyak lagi keunggulan lain dari tanaman Jabon. Sementara untuk pemasaran saat ini Sri Farm sudah melakukan kerjasama dengan beberapa pabrik kayu di Sulawesi dan di Jawa. Mereka siap membeli Jabon berapapun jumlahnya. Pabrik – pabrik tersebut punya buyer cukup banyak diantaranya dari Cina dan India.
Mengingat Bali yang kecil dan tidak memungkinkan untuk membuka lahan perkebunan bersekala besar, maka dipilihlah Sulawesi Barat, tepatnya Mamuju sebagai tempat pengembangan perkebunan tersebut. Selain dekat dengan Bali tanahnya juga sangat subur.
Hanya dengan rp 225 juta bisa punya kebun uang bermerek Jabon , mendapatkan tanah seluas 1 hektar  atas nama pembeli, mendapatkan 800-1.000  pohon jabon termasuk biaya penanaman, pemupukan dan perawatan hingga panen dengan hasil minimal rp 1,120 Milyar  , gratis biaya kunjungan ke lokasi perkebunan di Sulawesi barat yang dijadwalkan pada kunjungan perdana tgl 24 januari 2015 , bergabung dalam komunitas “ green & grow rich “ ,serta berpeluang meraih grand prize seperti mobil Toyota yaris, perhiasan emas 22 karat dan tirtayatra ke India dan semua perjanjian kerjasama dibuat di notaris. Apabila terjai resiko, Sri Farm memberi garansi uang kembali 100 persen plus bunga diposito selama 5 tahun.  Klausal inipun tertuang dalam perjanjian notaris. Untuk yang berminat, 25 pembeli pertama yang datang ke kantor Sri Farm mendapatkan harga special hanya rp. 185juta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar