Rahasia Menanam Tomat Pak Sadi di Cibodas
Sebenarnya ini sudah agak lama, kira-kira sebulan yang lalu. Bari sekarang saya sempat menuliskannya. Saya diajak oleh teman ke kebun organiknya di Cibodas. Tepatnya di dekat agropolitan Cibodas. Selesai melihat2 kebun saya diajak jalan2 menyusuri lahan sayuran di sekitar agropolitan.
Banyak sayuran yang ditanam di sini. Dari sekian banyak macam sayuran, hanya satu petani yang ahli menanam tomat. Nah, saya diajak melihat ke kebun tomatnya. Saat itu kebunnya sudah tidak dipanen, karena sudah lewat masa panennya yang kira2 5-6 bulan. Padahal buah tomatnya masih banyak dan masih bagus. Lebih bagus dari tomat yang dijual bi Eneng, tukang sayur komplek kami.
Kami berencana membeli tomat2 ini dan mengambilnya sendiri. Saya dapat kira2 satu kantong plastik besar. Beratnya kira2 4-5kg. Buanyak banget. Ketika kami ketemu Pak Sadi, dia bilang: “Ambil saja.”
“Gratis nih…?” tanya kami.
“Iya….sok….sudah tidak dipanen. Itu tomat sisa.”
“Ini banyak banget lho…?”
“Nggak apa-apa. Dibawa saja”
Alhamdulillah. Dapat rejeki nomplok sore ini.
Pak Sadi sedang menyiapkan bibit tomat untuk musim tanam berikutnya. Dia dibantu dua orang anak PKL. Saya ngobrol-ngobrol dengan dia tentang menanam tomat.
Katanya menanam tomat susah-susah gampang. Di Agropolitan ini hanya dia yang menanam tomat. Petani yang lain membenarkan pernyataan ini. Katanya tidak ada petani lain yang bisa menanam tomat sebaik dia. Dalam waktu lima bulan, dia bisa penen besar.
“Musim ini total panen tomat saya 15 ton,”
“15 ton, Pak? Buanyak sekali itu. Besar dan kualitas nomor satu nih tomat.” kata saya.
“Sekilo laku berapa di sini?”
“Yah…rata2 empat sampai lima ribuan per kilo.”
Kalkulator otak saya langasung bekerja. Berarti dalam waktu lima bulan pendapatannya bisa Rp. 60-75jt. Meskipun dikurangi biaya macam2, pendapatan petani ini lebih gede dari gaji saya di kantor. Hebat.
Sambil membantu dia bekerja saya tanya-tanya apa rahasianya menanam tomat.
“Menanam tanaman seperti merawat bayi. Mesti dengan perasaaan.” jelasnya.
“Kalau kita menyayangi tanaman kita, tanaman pun akan tumbuh subur.”
“Selain memberi pupuk dan obat2tan.”
“Kalau itu mah…petani lain juga tahu, Pak.”
“Masih ada rahasia yang lain.” umbuhnya membuat saya semakin penasaran.
“Apa itu, pak? Boleh saya tahu?”
“Pakai ZPT.”
“Hormon…????”
“Iya … hormon.”
“Hormon kan banyak. Hormon apa? Apa semua hormon?”
“Tidak. Saya pakai GA3.”
“Giberelin….???”
“Ya. Itu yang membuat tomat saya tumbuh subur, besar, dan berbuah lebat.”
Rupanya ini kunci rahasia yang tidak diajarkannya pada petani lain di agropolitan ini. Makanya hasil tomat petani lain tidak bisa sebaik tanamannya.
Dari ceritanya, tidak hanya hormon yang membuat tanaman tomatnya subur. Dia juga memakai banyak banget pupuk kandang. Terutama pupuk kandang ayam.
Saya pun mencoba menabam tomat sendiri pakai polybag di teras rumah. Saya semprot biang POC yang sudah saya tambahi hormon giberelin. Saat ini baru tumbuh sekitar 80cm-an. Batangnya besar dan tumbuh subur. Saya coba menanam organik, hanya pakai kompos dan biang POC saja. Saya penasaran apakah tomat saya bisa sebagus tomatnya P Sadi. Insya Allah.
.
.
.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar