KEUNGGULAN , PERANAN , KEISTIMEWAAN
KEUNGGULAN pupuk organik HERBAFARM :- Komposisi Unsur Hara Lengkap Baik Makro Dan Mikro, hormon, Asam Amino yang dapat Meningkatkan Produksi Tanaman
- Aktifitas Mikrobanya dapat Mengurai Unsur – Unsur Hara Yang Ada di Tanah dan Udara Sehingga dapat Mengurangi Penggunaan Pupuk Kimia Sampai 50 %
- Memperpendek Usia Panen
- Mendapatkan Hasil Panen Lebih Berkwalitas : Rasa, Kandungan Nutrisi dan Daya Simpan
- Mengurai Residu Pupuk Kimia dan Pestisida Serta Memperbaiki Struktur Fisika,kimia Dan Biologi Tanah Secara Bertahap
- Phytofactor/Ugf Didalam Herba Farm Berperan Untuk Meningkatkan Daya Tahan Tanaman Dari Serangan Hama Dan Penyakit
- Phytofactor/Ugf Berperan Dalam Pemuliaan Tanaman
PERANAN pupuk organik HERBAFARM :
- meningkatkan efisiensi pemupukandan produksi tanaman
- menguatkan batang tanaman danmemacu pertumbuhan tanaman.
- menambat N, melarutkan P, membantu serapan hara tanaman, memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah; dan mengurai residu bahan kimia di dalam tanah.
KEISTIMEWAAN pupuk organik HERBAFARM :
- PUPUK ORGANIK HERBAFARM berbahan dasar formulasi dari produk samping jamu yg bahan bakunya dari tanaman obat dan rempah–rempah
- PUPUK ORGANIK HERBAFARM memiliki kandungan unsur hara baik makro maupun mikro yg sangat dibutuhkan tanaman.
- PUPUK ORGANIK HERBAFARM diproduksi dengan proses Biological Complexion Processing.
- PUPUK ORGANIK HERBAFARM berfungsi memperbaiki secara fisik, kimia dan biologi tanah yg diakibatkan pencemaran oleh pupuk kimia.
- PUPUK ORGANIK HERBAFARM mengandung asam fulvat, asam humat, serta hormon tanaman yang merupakan formula khusus pertumbuhan bagi tanaman.
- PUPUK ORGANIK HERBAFARM memiliki kandungan mikroba biofertilizer yg berperan dlmm penambatan N, penambatan P dan penambatan K serta membantu penyerapan hara oleh tanaman.
- PUPUK ORGANIK HERBAFARM meningkatkan aktivitas mikrobiologi tanah yang akhirnya proses penyerapan hara jadi lebih effisien.
- PUPUK ORGANIK HERBAFARM dengan aplikasi yg tepat dpt mengurangi pemakaian pupuk kimia sampai 50%, sehingga mengurai residu kimia yg terikat dlm tanah.
- PUPUK ORGANIK HERBAFARM merangsang tumbuh kembang tanaman serta meningkatkan daya tahan dari serangan hama penyakit.
- PUPUK ORGANIK HERBAFARM diaplikasikan untuk tanaman pangan, sayur dan tanaman tahunan (tanaman keras; jati, karet, dll) dan kelapa sawit
- PUPUK ORGANIK HERBAFARM meningkatkan produktifitas hasil panen tanaman.
Pedoman UmumAplikasi PUPUK ORGANIKUntuk Semua Jenis budidaya Tanaman
TAHAPAN APLIKASI
Aplikasi PUPUK ORGANIKHERBAFARM dapat dilakukan pada tahapan :
1. Persiapan Lahan
2. Penanaman benih
3. Perawatan Tanaman
PROSEDUR UMUM
- Pupuk Bio Organik Herbafarm diencerkan dengan air. Setiap satu tutup botol (10ml) diencerkan dengan 2-5 liter air.
- Larutan PUPUK ORGANIK HERBAFARM digunakan untuk merendam benih sebelum ditanam.
- Larutan PUPUK ORGANIK HERBAFARM disemprotkan ke lahan setelah olah tanah dan sebelum penanaman
- Larutan PUPUK ORGANIK HERBAFARM disemprotkan ke daerah sekitar akar/ batang dan daun.
- Penyemprotan dilakukan dengan selang waktu 7-10 hari sampai dengan tanaman berbuah.
- Penyemprotan dilakukan pada pagi hari sebelum pukul 09.00 atau sore hari pukul 16.00.
- Penyemprotan dilakukan pada permukaan bawah daun, batang dan daerah sekitar perakaran.
- Aplikasi pada tanaman besar (pohon) dewasa dilakukan dengan cara disiramkan di daerah sekitar perakaran / piringan tanaman.
- Aplikasi pemeliharaan tanaman setiap HARI SETELAH TANAM (HST) yang dianjurkan.
Keterangan Tambahan
- Sebaiknya gunakan pestisida nabati atau hayati untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Pestisida kimia dipakai bila terjadi serangan hama dan penyakit tanaman.
- Penggunaan pupuk kimia (NPK Majemuk, pelangi atau Phoska) dikurangi sebesar 50% dari dosis anjuran atau dosis rekomendasi dinas setempat.
- Volume tangki yang digunakan 14 liter.
PERHATIAN
- Aplikasi pupuk Bio Organik herbafarm tidak boleh dilakukan bersamaan dengan aplikasi pestisida dan herbisida kimia. Jika Sprayer baru saja digunakan untuk aplikasi pestisida atau herbisida kimia, maka harus dicuci hingga bersih menggunakan sabun.
- Aplikasi pupuk Bio Organik herbafarm dan pestisida/herbisida kimia dilakukan dengan selang 3 hari.
- Aplikasi pupuk Bio Organik Herbafarm tidak boleh dilakukan bersamaan dengan aplikasi urea. Aplikasi pupuk Bio Organik herbafarm dan pestisida herbisida kimia dilakukan dengan selang 3 hari.
- Aplikasi PUPUK ORGANIK HERBAFARM dan Urea akan lebih baik dilakukan dengan menggunakan pupuk organik padat, seperti kompos atau pupuk kandang.
PEDULI LINGKUNGAN DENGAN PUPUK ORGANIK
Pupuk Bio Organik HERBAFARMmerupakan adopsi bioteknologi modern untuk mendukung tercapainya pertanian organik dan pelestarian lingkungan.PUPUK ORGANIK HERBAFARMmengandung mikrobia-mikrobia yang bermanfaat sebagai biofertilizer, bioremediasi, dan mengadung unsur hara serta hormon pertumbuhan tanaman. Semakin banyaknya petani yang menggunakan bahan kimia sintetik untuk penggunaan pupuk maupun herbisida yang berlangsung selama bertahun-tahun mengakibatkan berkurangnya kesuburan tanah. Pemanfaatan lahan pertanian yang terus berkesinambungan tanpa memperhatikan faktor kelestarian lingkungan semakin memperparah kondisi tersebut. Hasil pertanian banyak terkontaminasi oleh residu bahan-bahan kimia sintetik berbahaya. Residu kimia ini sangat berbahaya untuk kesehatan. Adapun residu bahan kimia pada tanah menyebabkan pencemaran lingkungan dan merusak keseimbangan biota tanah. Para petani banyak yang tidak menyadari dengan pemakaian pupuk kimia secara terus menerus terhadap tanah. Kehilangan unsur hara dan biota tanah mengakibatkan produk pertanian berkurang sehingga solusi petani adalah dengan memberikan tambahan dosis pupuk kimia yang lebih banyak yang berakibat kondisi tanah pertanian semakin kritis. Pada saat ini, pemahaman produk pertanian telah berkembang dari pemahaman mengenai peningkatan kuantitas untuk mencukupi kebutuhan pangan kepada pemahaman peningkatan kualitas dan keamanan pangan. Kualitas yang meliputi pada rasa, kandungan gizi, dan vitamin. Keamanan pangan meliputi berkurangnya residu bahan-bahan kimia, herbisida dan pestisida yang berbahaya bagi kesehatan. Pertanian organik merupakan sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu, yang mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem secara alami, sehingga mampu menghasilkan pangan dan serat yang cukup berkualitas dan berkelanjutan.
Tingkatkan Hasil Panen dgn Pupuk Organik
Pemakaian pupuk organik dalam proses budi daya tanaman, ternak, atau ikan, sangatlah dianjurkan. Terdorong niat yang besar untuk menciptakan produk pertanian yang aman dikonsumsi, akhirnya penulis berhasil menciptakan suatu formula pupuk organik cair yang memiliki kandungan unsur hara yang tergolong lengkap.
Pupuk organik mengandung unsur-unsur alami yang biasanya cukup lengkap, antara lain unsur hara makro, unsur hara mikro, asam amino, berbagai hormon pertumbuhan, dan juga mikroorganisme yang menguntungkan. Saat ini sudah banyak produk pupuk organik yang beredar, dan diproduksi dalam bentuk padat maupun cair. sehingga memudahkan petani untuk menggunakannya dari pada membuat sendiri dari kotoran hewan yang difermentasikan lalu pengangkutannya ke lahan yang cukup merepotkan. Walaupun penggunaan pupuk organik dari kotoran hewan maupun sampah organik tetap dianjurkan pemakaiannya untuk menambah kesuburan lahan dan mengurangi pemakaian pupuk kimia. Dan kelebihan pupuk organik cair yang diproduksi dapat juga dipergunakan untuk menambah gizi makanan untuk peternakan dan perikanan. Selain lengkap kadar gizinya juga lebih aman karena zat-zat yang merugikan dan mempunyai resiko penyebab penyakit telah dihilangkan jadi aman untuk ternak maupun ikan.
Beberapa keunggulan dari pupuk organik cair antara lain sebagai berikut.
• Hemat biaya produksi usaha pertanian , peternakan dan perikanan.
• Memperbaiki kualitas dan daya tahan buah, daun, umbi, daging , rasa , kuantitas hasil panen
• Memperpanjang umur produksi dari tanaman
• Memperpendek masa panen tanaman.
• Daya tahan tanaman meningkat baik pada ternak, ikan maupun tanaman thd hama & penyakit
• Peningkatan bobot harian badan ternak lebih cepat
• persentase kematian ternak dan ikan dapat dikurangi
• Hemat biaya produksi usaha pertanian , peternakan dan perikanan.
• Memperbaiki kualitas dan daya tahan buah, daun, umbi, daging , rasa , kuantitas hasil panen
• Memperpanjang umur produksi dari tanaman
• Memperpendek masa panen tanaman.
• Daya tahan tanaman meningkat baik pada ternak, ikan maupun tanaman thd hama & penyakit
• Peningkatan bobot harian badan ternak lebih cepat
• persentase kematian ternak dan ikan dapat dikurangi
banyak sekali kelebihan penggunaan pupuk organik, tentunya hal ini harus disadari oleh para petani demi kesejahteraannya dan upaya penyelamatan lingkungan hidup. Salah satu produk pupuk organik yang kualitasnya terjaga adalah pupuk organik herbafarm , yang merupakan produk dari pabrik PT. Sido Muncul yang selalu menjaga kualitas produknya.
MAJALAH TRUBUS EDISI DESEMBER 2009
PUPUK ORGANIK - BUDIDAYA TANAMAN , Joko “Tung-Tung” Wahyono (Klaten - Jawa Tengah ). Ia menuai 9,6 ton gabah kering giling (GKG) dari sawah 1 Ha. Itu peningkatan 100% karena sebelumnya petani di Desa Sajen, Kecamatan trucuk, Kabupaten Klaten itu hanya menuai 4 – 5 ton. Peningkatan produksi fantastis itu setelah ia menggunakan pupuk bio-organik PUPUK ORGANIK HERBAFARM.
Padahal, 10 tahun menjadi petani padi, produksi padi di sawah joko paling hanya 4 ton. Itulah sebabnya ia girang ketika menuai hampir 10 ton.Dengan lonjakan signifikan itu ia bertekad akan menggunakan PUPUK ORGANIK HERBAFARM pada penanaman berikutnya. Mula-mula Joko melarutkan 10 ml bio-organik Herbafarm dalam 5 liter air untuk merendam benih selama 1 – 3 jam. Selanjutnya ia memeram benih selama 2 hari hingga berkecambah +/- 1 mm.
Ia menyemprotkan PUPUK ORGANIK HERBAFARM berdosis 30 ml per 17 liter air ketika bibit berumur 15 hari dan siap pindah ke sawah. Tujuannya agar anakan lebih banyak dan mengurangi stres pada TANAMAN. Begitu juga dengan lahan padi. Setelah pengolahan lahan dan penaburan 1 ton pupuk kandang, ia menyemprotkan 30 ml PUPUK ORGANIK HERBAFARM yang dilarutkan dalam 17 liter air. Dua hari berselang, lahan siap ditanami.
Penyemprotan PUPUK berikutnya dengan dosis dan konsentrasi sama ia lakukan ketika TANAMAN berumur 10 hari, 20 hari dan 40 hari. Penyemprotan dilakukan pada pagi hari sebelum pukul 09.00 atau sore hari pukul 16.00. Dengan pemberian PUPUK ORGANIK HERBAFARM, ia hanya menaburkan 75 kg urea per Ha saat TANAMAN berumur 15 hari. Itu setengah dari dosis biasanya yang mencapai 150 kg per Ha. Penyemprotan ke-3 saat padi berumur 40 hari diiringi dengan pemberian 50 kg KCL per Ha atau setengah dari dosis normal.
Untuk luasan 1 Ha total general Joko menghabiskan 6 liter PUPUK ORGANIKHERBAFARM dengan harga Rp50.000 per liter.Sedangkan biaya penghematan pupuk kimia – Urea dan KCL – mencapai Rp370.000. Meski volume pupuk berkurang, tetapi produksi dan kualitas justru terdongkrak. Joko mengatakan, “Delapan puluh persen bulir-bulir padi kini terisi, dulu banyak yang hampa.”
Penggunaan pupuk kimia berlebihan, mengakibatkan daya dukung lahan menurun. Hara tanah dan bahan organik tanah cepat terkuras. Akibatnya kandungan bahan organik tanah di Indonesia saat ini hanya 1%, idealnya 5%.
Dengan mengadopsi teknologi biological complex process, PUPUK ORGANIKHERBAFARM mendukung tercapainya pertanian organic dan berkelanjutan. Bahan baku PUPUK ORGANIK HERBAFARM berupa produk sampingan dari olahan jamu PT. Sido Muncul dan didistribusikan oleh PT. Nutrend International (anak perusahaan PT. Sido Muncul), diperkaya dengan mikroba seperti mikroba pelapuk atau pengurai yang menjaga keseimbangan rantai makanan di alam. Mikroba itu sekaligus berperan dalam proses bioremediasi, yakni merombak senyawa-senyawa kimia pestisida atau herbisida menjadi tak berbahaya bagi lingkungan.
Mikroba penambat nitrogen berguna menambat nitrogen yang berlimpah di udara. Walaupun 78% komponen udara adalah nitrogen, tetapi tak dapat dimanfaatkan oleh TANAMAN.
Jangan lupakan pula peran mikroba pelarut fosfat Pseudomonas sp dalam PUPUK ORGANIK HERBAFARM. Unsur fosfat sukar larut terutama di tanah masam. Musababnya fosfat terikat pada mineral liat tanah dan tak bisa diserap TANAMAN. Plant Growth Promoting Rhizobacteria yang dihasilkan oleh mikroba berperan sebagai hormon pemacu pertumbuhan TANAMAN. Dengan pengayaan bakteri itu, wajar jika dosis pupuk kimia ditekan hingga 50%. PUPUK ORGANIK HERBAFARM memperbaiki efisiensi penyerapan hara.
PUPUK ORGANIK Herbafarm bukan hanya meningkatkan produksi BUDIDAYA TANAMAN PANGAN seperti padi. Jika diaplikasikan pada TANAMAN hortikultura seperti kentang, selada, terung, tomat, dan labu, PUPUK ORGANIK HERBAFARM juga mampu meningkatkan produksi. Begitu juga TANAMAN buah, perkebunan, kehutanan, dan TANAMAN hias. Jadi, apa pun TANAMANnya, pastikan Herbafarm pupuknya.
PEMBUATAN KOMPOS
Kompos merupakan hasil perombakan bahan organik oleh mikrobia dengan hasil akhir berupa kompos yang memiliki nisbah C/N yang rendah. Bahan yang ideal untuk dikomposkan memiliki nisbah C/N sekitar 30, sedangkan kompos yang dihasilkan memiliki nisbah C/N < 20. Bahan organik yang memiliki nisbah C/N jauh lebih tinggi di atas 30 akan terombak dalam waktu yang lama, sebaliknya jika nisbah tersebut terlalu rendah akan terjadi kehilangan N karena menguap selama proses perombakan berlangsung. Kompos yang dihasilkan dengan fermentasi menggunakan teknologi mikrobia efektif dikenal dengan nama bokashi. Dengan cara ini proses pembuatan kompos dapat berlangsung lebih singkat dibandingkan cara konvensional.
Pengomposan pada dasarnya merupakan upaya mengaktifkan kegiatan mikrobia agar mampu mempercepat proses dekomposisi bahan organik. Yang dimaksud mikrobia disini bakteri, fungi dan jasad renik lainnya. Bahan organik disini merupakan bahan untuk baku kompos ialah jerami, sampah kota, limbah pertanian, kotoran hewan/ ternak dan sebagainya. Cara pembuatan kompos bermacam-macam tergantung: keadaan tempat pembuatan, buaday orang, mutu yang diinginkan, jumlah kompos yang dibutuhkan, macam bahan yang tersedia dan selera si pembuat.
Yang perlu diperhatikan dalam proses pengomposan ialah:
a) Kelembaban timbunan bahan kompos. Kegiatan dan kehidupan mikrobia sangat dipengaruhi oleh kelembaban yang cukup, tidak terlalu kering maupun basah atau tergenang.
b) Aerasi timbunan. Aerasi berhubungan erat dengan kelengasan. Apabila terlalu anaerob mikrobia yang hidup hanya mikrobia anaerob saja, mikrobia aerob mati atau terhambat pertumbuhannya. Sedangkan bila terlalu aerob udara bebas masuk ke dalam timbunan bahan yang dikomposkan umumnya menyebabkan hilangnya nitrogen relatif banyak karena menguap berupa NH3.
c) Temperatur harus dijaga tidak terlampau tinggi (maksimum 60 0C). Selama pengomposan selalu timbul panas sehingga bahan organik yang dikomposkan temparaturnya naik; bahkan sering temperatur mencampai 60 0C. Pada temperatur tersebut mikrobia mati atau sedikit sekali yang hidup. Untuk menurunkan temperatur umumnya dilakukan pembalikan timbunan bakal kompos.
d) Suasana. Proses pengomposan kebanyakan menghasilkan asam-asam organik, sehingga menyebabkan pH turun. Pembalikan timbunan mempunyai dampak netralisasi kemasaman.
e) Netralisasi kemasaman sering dilakukan dengan menambah bahan pengapuran misalnya kapur, dolomit atau abu. Pemberian abu tidak hanya menetralisasi tetapi juga menambah hara Ca, K dan Mg dalam kompos yang dibuat.
f) Kadang-kadang untuk mempercepat dan meningkatkan kualitas kompos, timbunan diberi pupuk yang mengandung hara terutama P. Perkembangan mikrobia yang cepat memerlukan hara lain termasuk P. Sebetulnya P disediakan untuk mikrobia sehingga perkembangannya dan kegiatannya menjadi lebih cepat. Pemberian hara ini juga meningkatkan kualitas kompos yang dihasilkan karena kadar P dalam kompos lebih tinggi dari biasa, karena residu P sukar tercuci dan tidak menguap.
Cara praktis pembuatan bokashi jerami - pupuk kandang
Pembuatan kompos sebaiknya dikerjakan: (1). dalam bangunan yang memiliki lantai rata, keras dan bebas dari genangan air, serta adanya atap yang melindungi dari terik matahari dan hujan, (2). dekat dengan sumber bahan organik: jerami, pupuk kandang, sampah, sekam, dedak dll., (3). dekat dengan sumber air, dan (4). transportasi mudah. Alat yang diperlukan: Garuk atau cangkul, Pemotong rumput atau sabit, Gembor, Ember, Cetakan kayu dan Karung atau plastik.
Bahan
1. Jerami dicacah halus 3- 5 cm : 500 kg
2. Pupuk kandang : 500 kg
3. EM-4 : 500 mL
4. Gula pasir : 250 g
Cara pembuatan:
1. Larutan EM-4. Masukkan 20 mL EM-4 + 10 g gula pasir + air bersih 1.000 mL ke dalam jerigen tertutup rapat, digojok merata dan difermentasikan selama 24 jam.
2. Jerami + pupuk kandang dicampur merata di atas lantai.
3. Tambahkan larutan EM-4 ke kemudian diaduk merata sehingga kadar lengas dalam adukan tersebut sekitar 30%. Ambil segenggam bakal kompos tersebut, jika diperas air mulai menetes.
4. Buat gundukan setinggi 60 cm, tutupi dengan karung goni.
5. Setiap 2 hari gundukan tersebut diperiksa, jika temperatur > 50 oC gundukan harus dibongkar dan dianginkan. Setelah dingin buat gundukan kembali, tutup dengan karung goni. Jika terlalu kering tambahkan larutan EM-4.
6. Setelah 3 minggu gundukan dibongkar. Kompos diayak dengan saringan kasa 2 cm. Bahan yang tidak lolos saring dikomposkan kembali.
Penggunaan bokashi
Takaran penggunaan secara umum 2 kg/m2. Begitu sampai di lahan kompos harus segera dicampur merata dengan tanah. Kompos yang tidak segera digunakan dapat disimpan. Kompos terlebih dahulu dikering anginkan, kemudian dimasukkan dalam karung plastik yang kedap air dan berwarna gelap. Karung tersebut disimpan ditempat yang kering, terlindung dari hujan dan cahaya matahari langsung.
PUPUK HAYATI
Pupuk hayati adalah mikrobia ke dalam tanah untuk meningkatkan pengambilan hara oleh tanaman dari dalam tanah atau udara. Umumnya digunakan mikrobia yang mampu hidup bersama (simbiosis) dengan tanaman inangnya. Keuntungan diperoleh oleh kedua pihak, tanaman inang mendapatkan tambahan unsur hara yang diperlukan, sedangkan mikrobia mendapatkan bahan organik untuk aktivitas dan pertumbuhannya. Mikrobia yang digunakan sebagai pupuk hayati (hbiofertilizer) dapat diberikan langsung ke dalam tanah, disertakan dalam pupuk organik atau disalutkan pada benih yang akan ditanam. Penggunaan yang menonjol dewasa ini adalah mikrobia penambat N dan mikrobia untuk meningkatkan ketersedian P dalam tanah.
Mikrobia penambat nitrogen
Sumber utama N berasal dari gas N2 dari atmosfir. Kadar gas nitrogen di atmosfir bumi sekitar 79% dari volumenya. Walaupun jumlahnya sangat besar tetapi belum dapat dimanfaatkan oleh tanaman tingkat tinggi, kecuali telah menjadi bentuk yang tersedia. Proses perubahan tersebut: (1). Penambatan oleh mikrobia dan jazad renik lain. Jazad renik ada yang hidup simbiotis dengan tanaman tanaman legum (kacang-kacangan) maupun tanaman non legum, (2). Penambatan oleh jazad-jazad renik yang hidup bebas di dalam tanah atau yang hidup pada permukaan organ tanaman seperti daun, dan (3). Penambatan sebagai oksida karena terjadi pelepasan muatan listrik di atmosfir.
Tabel. Macam dan sumber energi fiksasi N secara biologis
Macam fiksasi
Simbiosis
Asosiasi bebas
Mikrobia bebas
Mikrobia
Rhizobium
Actionomycetes
Azosporillum
Azotobacter paspal.
Azotobacter rhodospirillum
Klebsella
Energi
sukrosa
tanaman inang
Heterotrof
Autotrof
Kemampuan (kg/th)
50 - 600
12 – 313
0,1- 0,5
25
Penambatan nitrogen oleh rhizobia
Selama berabad-abad penggunaan legum (kacang-kacangan) dalam pergiliran tanaman serta penggunaan pupuk kandang merupakan cara-cara yang penting dalam penyediaan nitrogen tambahan pada tanaman non legum. Meskipun masih merupakan sumber nitrogen yang besar sumbangannya bagi pertumbuhan tanaman, selama beberapa dekade sekarang ini sumber nitrogen kacangan-kacangan dan pupuk kandang makin hari makin menurun peranannya. Jumlah nitrogen yang ditambat oleh rhizobia sangat bervariasi tergantung strain, tanaman inang serta lingkungannya termasuk ketersediaan unsur hara yang diperlukan. Selandia Baru merupakan negara yang sangat mementingkan penggunaan pupuk nitrogen berasal dari penambatan N dari atmosfir.
Banyak genus rhizobia yang hanya dapat hidup menumpang pada tanaman inang tertentu (spesifik). Sebagai contoh bakteri yang bersimbiosis dengan kedelai (Soybean) umumnya tidak dapat bersimbiosis dengan dengan tanaman alfalfa (Medicago). Agar kemampuan menambat nitrogen tinggi maka tanaman inang harus dinokulasi dengan inokulan yang sesuai.
Tabel. Kesesuaian jenis rhizobia dengan tanaman inang
Jenis Rhizobium
Kelompok tanaman inang
Golongan tanaman inang
Meliputi:
R. meliloti
Alfalfa
Medicago
Melilotus
Trisonelia
Alfalfa
Sweetclover
R. trifolii
Clover
Trifolium
Clover
R. legumino saerum
Peas
Peas
Vicia
Lathyrus
Lens
Peas
Vetch
Sweetpeas
Lentila
R. phaseolii
Beans
Phaseolus
Beans
R. lupini
Lupine
Lupinus
Orithopum
Lupine
Serradella
R. japonicum
Soybeans
Cowpeas
Glycine
Vigna
Lespedezea
Crotalaria
Pueraria
Arachis
Phaseolus
Soybeans
Cowpeas
Lespedezea
Crotalaria
Kudzu
Peanuts
Leniabeans
Penambatan oleh rhizobia maksimum bila ketersediaan hara nitrogen dalam keadaan minimum. Dianjurkan untuk memberikan sedikit pupuk nitrogen sebagai starter, agar bibit muda memiliki kecukupan N sebelum rhizobia menetap dengan baik pada akarnya. Sebaliknya pemupukan nitrogen dengan jumlah besar atau terus menerus akan memperkecil kegiatan rhizobia sehingga kurang efektif.
Penambat N yang hidup bebas
Penambatan nitrogen dalam tanah dilakukan juga oleh jasad renik yang hidup bebas, artinya tidak bersimbiosis dengan tanaman inang. Jasad tersebut antara lain adalah ganggang hijau-biru (Chyanophiceae) dan bakteri yang hidup bebas. Bakteri yang hidup bebas ialah Rhodospirillum sp. yang fotosintetis, Clostridium yang merupakan jasad bersifat anerob serta Azotobacter dan Beiyerinckia yang aerob.
Ganggang biru hijau hidup pada berbagai keadaan lingkungan, bahkan pada permukaan batu di lahan gurun pasir yang gersang. Dia bersifat auototrof sempurna dan hanya memerlukan sinar matahari, air, nitrogen bebas, karbon dioksida dan garam-garam yang mengandung hara mineral penting. Karena ganggang memerlukan sinar matahari maka diduga hanya sedikit pengaruhnya terhadap penambahan unsur N dalam tanah pertanian yang diusahakan di dataran tinggi. Manfaat lain yang diperoleh dari ganggang hijau-biru ini ialah terjadinya pelapukan secara biologis sehingga menjadi lebih terbukanya kehidupan lain pada permulaan genesa tanah.
Dipandang dari segi pertanian penambatan nitrogen oleh bakteri yang hidup bebas di dalam tanah mempunyai peranan lebih penting dibandingkan ganggang hijau-biru. Jasad-jasad ini, kecuali Rhodospirillum, menghendaki adanya sumber tenaga berupa sisa tanaman atau hewan. Sebagian tenaga hasil oksidasi ini digunakan untuk menambat nitrogen dari udara bebas. Kemampuan maksimum penambatan nitrogen oleh jasad ini berkisar 20 sampai 40 kg per hektar N per tahun.
Disamping bakteri penambat yang bersimbise ada mikrobia yang hidup bebas mikrobia dan ganggang biru (blue green algae) yang mampu menambat N udara.
Tabel. Jenis bakteri bebas penambat N dan sifatnya.
Nama
Sifat umum
Azotobakter
Aerobik, hidup di dalam tanah, air dan permukaan daun
Azospitillum
Mikro-aerobik, hidup bebas atau asosiasi dengan akar tanaman
Actinimycetes
Menambat N dan simbiosis dengan non legum misalnya Casuarina, Myrica
Blue green algae
Hidup di air atau daratan, mengandung khlorofil
Mikrobia pelarut P
Reaksi yang terjadi selama proses pelarutan P dari bentuk tak tersedia adalah reaksi khelasi antara ion logam dalam mineral tanah dengan asam-asam organik. Khelasi adalah reaksi keseimbangan antara ion logam dengan agen pengikat, yang dicirikan dengan terbentuknya lebih dari satu ikatan antara logam tersebut dengan molekul agen pengikat, yang menyebabkan terbentuknya struktur cincin yang mengelilingi logam tersebut. Mekanisme pengikatan Al+++ dan Fe++ oleh gugus fungsi dari komponen organik adalah karena adanya satu gugus karboksil dan satu gugus fenolik, atau dua gugus karboksil yang berdekatan bereaksi dengan ion logam. Percobaan Kpomblekou & Tabatabai (1994) menunjukkan bahwa besarnya P yang terlarut memiliki korelasi dengan Ca dan Mg yang dilepaskan, hal ini membuktikan bahwa P tersebut semula terikat oleh Ca dan Mg. Pelarutan P dalam tanah dapat ditingkatkan pada suasana pH rendah, kadar Ca dapat ditukar rendah dan kadar P dalam larutan tanah rendah.
Asam-asam organik yang mempunyai berat molekul rendah meliputi: asam alifatik sederhana, asam amino dan asam fenolik. Asam alifatik terdapat pada tanaman yang banyak mengandung selulosa, asam amino dihasilkan dari tanaman yang banyak mengandung N (misalnya legum), sedang asam fenolik dihasilkan dari tanaman golongan herba (berbatang basah seperti bayam). Asam-asam organik tersebut antara lain: laktat, glikolat, suksinat, alfa ketoglutarat, asetat, sitrat, malat, glukonat, oksalat, butirat dan malonat akan terbentuk selama proses perombakan bahan organik oleh mikrobia, merupakan bentuk antara (transisi). Meskipun jumlahnya sangat kecil yaitu sekitar 10 mM, namun karena terus menerus terbentuk maka peranannya menjadi penting. Sebagian besar asam tersebut merupakan asam lemah. Konsentrasi yang agak besar dapat ditemukan pada mintakat (zone) tempat aktivitas mikrobia tinggi seperti rhizosphere atau pada longgokan seresah tanaman yang sedang mengalami proses perombakan.
Urutan kemampuan asam organik dalam melarutkan fosfat adalah: asam sitrat > asam oksalat = asam tartrat= asam malat > asam laktat = asam format = asam asetat. Asam organik yang membentuk komplek yang lebih mantap dengan kation logam akan lebih efektif dalam melepas Ca, Al dan Fe mineral tanah sehingga akan melepas P yang lebih besar. Demikian juga asam aromatik dapat melepas P lebih besar dibandingkan asam alifatik. Sedangkan kemudahan fosfat terlepas mengikuti urutan Ca3(PO4)2 > AlPO4 > FePO4. Kecepatan pelarutan P dari mineral P oleh asam organik ditentukan oleh: (1) kecepatan difusi asam organik dari larutan tanah, (2) waktu kontak antara asam organik dan permukaan mineral, (3) tingkat dissosiasi asam organik, (4) tipe dan letak gugus fungsi asam organik, (5) affinitas kimia agen pengkhelat terhadap logam dan (6) kadar asam organik dalam larutan tanah.
Mikrobia yang berperanan dalam pelarutan fosfat adalah bakteri, jamur dan aktinomisetes. Dari golongan bakteri antara lain: Bacillus firmus, B. subtilis, B. cereus, B. licheniformis, B. polymixa, B. megatherium, Arthrobacter, Pseudomonas, Achromobacter, Flavobacterium, Micrococus dan Mycobacterium. Dari golongan jamur antara lain: Aspergillus niger, A. candidus, Fusarium, Penicillum, Schlerotium & Phialotobus. Sedangkan dari golongan aktinomisetes adalah Streptomyces sp.. Menurut Alexander (1986) mikrobia dapat ditumbuhkan dalam media yang mengandung Ca3(PO4)2, FePO4, AlPO4, apatit, batuan P dan komponen P-anorganik lainnya sebagai sumber P. Sastro (2001) menunjukkan bahwa jamur Aspergilus niger dapat dipeletkan bersama dengan serbuk batuan fosfat dan bahan organik membentuk pupuk batuan fosfat yang telah mengandung jasad pelarut fosfat. Aspergillus niger tersebut dapat bertahan hidup setelah masa simpan 90 hari dalam bentuk pelet.
PUPUK ORGANIK
Penggunaan pupuk di dunia terus meningkat sesuai dengan pertambahan luas areal pertanian, pertambahan penduduk, kenaikan tingkat intensifikasi serta makin beragamnya penggunaan pupuk sebagai usaha peningkatan hasil pertanian. Para ahli lingkungan hidup khawatir dengan pemakaian pupuk mineral yang berasal dari pabrik ini akan menambah tingkat polusi tanah yang akhirnya berpengaruh juga terhadap kesehatan manusia.
Berdasarkan hal tersebut makin berkembang alasan untuk mengurangi penggunaan pupuk mineral dan agar pembuatan pabrik-pabrik pupuk di dunia dikurangi atau dihentikan sama sekali agar manusia bisa terhindar dari malapetaka polusi. Upaya pembudidayaan tanaman dengan pertanian organik merupakan usaha untuk dapat mendapatkan bahan makanan tanpa penggunaan pupuk anorganik. Dengan sitem ini diharapkan tanaman dapat hidup tanpa ada masukan dari luar sehingga dalam kehidupan tanaman terdapat suatu siklus hidup yang tertutup.
Banyak sifat baik pupuk organik terhadap kesuburan tanah antara lain ialah:
a. Bahan organik dalam proses mineralisasi akan melepaskan hara tanaman dengan lengkap (N, P, K, Ca, Mg, S, serta hara mikro) dalam jumlah tidak tentu dan relatif kecil.
b. Dapat memperbaiki struktur tanah, menyebabkan tanah menjadi ringan untuk diolah dan mudah ditembus akar.
c. Tanah lebih mudah diolah untuk tanah-tanah berat.
d. Meningkatkan daya menahan air (water holding capacity). Sehingga kamampuan tanah untuk menyediakan air menjadi lebih banyak. Kelengasan air tanah lebih terjaga.
e. Permeabilitas tanah menjadi lebih baik. Menurunkan permeabilitas pada tanah bertekstur kasar (pasiran), sebaliknya meningkatkan permeabilitas pada tanah bertekstur sangat lembut (lempungan).
f. Meningkatkan KPK (Kapasitas Pertukaran Kation ) sehingga kemampuan mengikat kation menjadi lebih tinggi, akibatnya apabila dipupuk dengan dosis tinggi hara tanaman tidak mudah tercuci.
g. Memperbaiki kehidupan biologi tanah (baik hewan tingkat tinggi maupun tingkat rendah ) menjadi lebih baik karena ketersediaan makan lebih terjamin.
h. Dapat meningkatkan daya sangga (buffering capasity) terhadap goncangan perubahan drastis sifat tanah.
i. Mengandung mikrobia dalam jumlah cukup yang berperanan dalam proses dekomposisi bahan organik.
Sedangkan sifat yang kurang baik dari pupuk organik adalah:
a. Bahan organik yang mempunyai C/N masih tinggi berarti masih mentah. Kompos yang belum matang (C/N tinggi) dianggap merugikan, karena bila diberikan langsung ke dalam tanah maka bahan organik diserang oleh mikrobia (bakteri maupun fungi) untuk memperoleh enersi. Sehingga populasi mikrobia yang tinggi memerlukan juga hara tanaman untuk tumbuhan dan kembang biak. Hara yang seharusnya digunakan oleh tanaman berubah digunakan oleh mikrobia. Dengan kata lain mikrobia bersaing dengan tanaman untuk memperebutkan hara yang ada. Hara menjadi tidak tersedia (unavailable) karena berubah dari senyawa anorganik menjadi senyawa organik jaringan mikrobia, hal ini disebut immobilisasi hara. Terjadinya immobilisasi hara tanaman bahkan sering menimbulkan adanya gejala defisiensi. Makin banyak bahan organik mentah diberikan ke dalam tanah makin tinggi populasi yang menyerangnya, makin banyak hara yang mengalami immobilisasi. Walaupun demikian nantinya bila mikrobia mati akan mengalami dekomposisi hara yang immobil tersebut berubah menjadi tersedia lagi. Jadi immobilasasi merupakan pengikatan hara tersedia menjadi tidak tersedia dalam jangka waktu relatif tidak terlalu lama
b. Bahan organik yang berasal dari sampah kota atau limbah industri sering mengandung mikrobia patogen dan logam berat yang berpengaruh buruk bagi tanaman, hewan dan manusia.
Sisa tanaman hasil pertanian
Limbah sisa hasil pertanian cukup banyak terutama terdiri dari daun-daun, kulit biji (kopi, coklat, sabut kelapa) dari perkebunan, jerami padi jagung, daun dari halaman/ pekarangan dan sebagainya. Bahan organik yang baru dikumpulkan umumnya masih segar dan mempunyai kisaran nisbah C/N sedang (± 35) untuk legum dan sangat tinggi (> 60) untuk kayu dan non legum. Sebelum digunakan bahan-bahan ini harus dikomposkan lebih dulu agar nisbah C/N nya turun menjadi ± 15.
Pupuk kandang
Pupuk kandang merupakan pupuk yang penting di Indonesia. Selain jumlah ternak lebih tinggi sehingga volume bahan ini besar, secara kualitatif relatif lebih kaya hara dan mikrobia dibandingkan limbah pertanian. Yang yang dimaksud pupuk kandang ialah campuran kotoran hewan/ ternak dan urine.
Tabel Rata-rata hara dari berbagai pupuk kandang.
Sapi
Ayam
Bebek
Domba
Ukuran hewan ( kg)
500
5
100
100
Pupuk segar (ton/tahun)
11,86
10,95
0,046
0,73
Kadar air ( %)
85
72
82
77
Kandungan hara (kg/ton ton)
Nitrogen (N)
10,0
25,0
10,0
28,0
Fosfor (P)
2,0
11,0
2,8
4,2
Kalium (K)
8,0
10,0
7,6
20,0
Kalsium (K)
5,0
36,0
11,4
11,7
Magnesium (Mg)
2,0
6,0
1,6
3,7
Sulfur (S)
1,5
3, 2
2,7
1,8
Ferrum (Fe)
0,1
2,3
0,6
0,3
Boron (B)
0,01
0,01
0,09
-
Cuprum (Cu)
0,01
0,01
0,04
-
Mangan (Mn)
0,03
-
-
-
Zinc (Zn)
0,04
0,01
0,12
-
Pupuk kandang dibagi menjadi dua macam: a) pupuk padat dan b) pupuk cair. Susunan hara pupuk kandang sangat bervariasi tergantung macamnya dan jenis hewan ternaknya. Nilai pupuk kandang dipengaruhi oleh: 1) makanan hewan yang bersangkutan, 2) fungsi hewan tersebut sebagai pembantu pekerjaan atau dibutuhkan dagingnya saja, 3) jenis atau macam hewan, dan 4) jumlah dan jenis bahan yang digunakan sebagai alas kandang.
Pupuk hijau
Pupuk hijau merupakan pupuk yang berasal dari sisa tanaman legum. Karena kemampuan tanaman legum mengikat N udara dengan bantuan bakteri penambat N menyebabkan kadar N dalam tanaman relatif tinggi. Akibatnya pupuk hijau dapat diberikan dekat waktu penanaman tanpa harus mengalami proses pengomposan lebih dulu sebagaimana sisa-sisa tanaman pada umumnya.
Beberapa contoh pupuk hijau, antara lain:
a. Crotalaria juncea. Dulu jenis legum ini diharuskan ditanam pada perkebunan tembakau Vorstenland pergiliran tanaman. Memasukkan tanaman legum ini jelas akan berpengaruh baik terhadap sifat-sifat tanah baik tanaman tembakau itu sendiri maupun tanaman sesudahnya. Produksi 150-250 kw/ hektar. Kandungan N 2.84% dari bahan kering. Kadar bahan kering 16.0% dari bahan basah.
b. Crotalaria anagyroides. Produksi hijauan daun dan tangkai 284 kw/ hektar. Kadar N= 2.31% dari bahan kering, kadar bahan kering sekitar 13.24%; umur tanaman 6-10 bulan.
c. Crotalaria usaramensis. Produksi hijauan tergolong tinggi sekitar 350 kw/ hektar; umur tanaman 4-5 bulan.
d. Tephrosia vogelii, thephrosia candida.
e. Sesbania sesban, janti turen (Jawa).
f. Sesbania esculatta, produksi 120 kwt/ hektar.
g. Phaseolus tunatus, kratok (Jawa). Produksi 120-180 kw/ hektar . Mengandung N 3.85 % dari bahan kering; kadar bahan kering 19.3% terhadap bahan basah.
h. Glycine soya, kedele produksi 65.27 kw/ hektar tangkai dan daun mengandung 0.57% N dari bahan basah. Selain produksi daun dan tangkai kedele mempunyai produksi biji kedele dengan sekitar 1.1 ton per hektar.
i. Vigna sisnensis, kacang tunggak, kacang dadapan.
j. Mimosa invisa, produksi 300 kw/ hektar.; umur 6-8 bulan.
k. Centrosoma pubescens, produksi 400 kw/ hektar; umur 10 bula.
l. Calopogonium mucunoides, umumnya digunakan untuk makanan ternak.
m. Pueraria thumbergiana.
Arti Pangan Organik
Produk tanaman organik yaitu produk yg proses penanaman & pembuatannya tdk menggunakan bahan kimia / zat berbahaya lainnya . Lalu, proses selanjutnya jg tdk menggunakan pemutih misalnya pada beras, gula dan tepung. mSebelu penanaman secara organik dilakukan, harus dilakukan pembersihan dahulu. Terutama, apabila sebelumnya lahan selesai digunakan untuk menanam menggunakan pupuk kimia dan obat hama kimia.
Biasanya hasil Budi daya alami akan menghasilkan penampilan yang kurang menarik, contohnya sayuran banyak yang berlubang, dimakan ulat dan serangga. Namun, jika ditinjau dari kualitas cita rasa, pangan organik lebih baik, lebih lezat, lebih renyah, lebih manis, dan tahan lama. Sedangkan yg bukan organik, kandungan airnya tinggi sehingga rasanya kurang manis dan lebih cepat busuk.
Hasil penelitian di Intitut Pertanian Bogor menunjukkan sayuran & buah organik, kandungan mineralnya lebih baik dibanding pangan yg ditanam konvensional. Contohnya, sayurankubis, selada, tomat, kandungan mineral, kalsium,fosfor, dan magnesium jauh lebih tinggi dibandingkan dgn sayur anorganik. Tomat organik, kandungan kalsiumnya 23 mg, sedangkan yg bukan cuma 5 mg.
Ada beberapa pendapat , untuk mengenali produk organik dapat dengan melihat penampilan daun, buah atau batang dari tanaman. Bila ada lubang akibat ulat, itu tandanya tanaman tersebut terkandung sedikit atau tanpa pestisida. Karena ulat tidak menyukai tanaman yang disemprot pestisida. Sayuran organik seperti kacang panjang, buncis dan wortel rasanya lebih manis dan renyah, kesegarannya lebih tahan lama. Nasi yg berasal dr beras organik aromanya wangi, empuk dan lebih awet. Tetapi jika pertanian organik dalam proses perawatan dan monitoringnya dilakukan dengan telaten penampilan daun berlubang atau penampilan yang kurang bagus juga dapat diatasi. Selain itu, produk organik yang dipasarkan tidak hanya produk berasal dari pertanian, tetapi juga bisa dihasilkan oleh produk olahan dan produk segar dari ternak atau perikanan.
Pola hidup masyarakat harus segera beralih ke pangan organik untuk mencapai kesehatan yang optimal, sebagai tindakan preventif. Sebab kandungan dari makanan organik sebenarnya sangat bagus yang bisa berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit, bahkan bisa sebagai obat alami. Sebaliknya jika makanan yang kita konsumsi mengandung banyak zat-zat kimia berbahaya malah berfungsi sebaliknya sebagai sumber penyakit dan melemahkan pertahanan tubuh.
PUPUK MAJEMUK
Pupuk majemuk (compound fertilizer) mengandung dua atau lebih hara tanaman (makro maupun mikro). Banyak sekali pupuk majemuk yang beredar di masyarakat baik untuk pertanian, perkebunan, pertamanan, hidrofonik atau khusus untuk tanaman anggrek. Pupuk tersebut mempunyai nama dagang yang berbeda-beda tergantung pabrik pembuatnya. Pupuk yang ditujukan untuk komoditas bernilai ekonomi tinggi umumnya mengandung banyak hara tanaman terutama N, P dan K. Untuk tanaman sayuran dan hidrofonik banyak menggunakan hara kedua N, P, K, Ca, Mg dan S. Sedangkan untuk tanaman hias dan anggrek disamping mengandung seluruh hara makro juga mengandung seluruh hara mikro dengan grade fertilizer yang beraneka. Bahkan ditambah lagi dengan zat pengatur pertumbuhan tanaman (hormon).
Nitrogen umumnya berasal dari nitrat (NO3-), amonium (NH4+), amida (-NH2) dan protein, baik secara tunggal maupun gabungan. Umumnya pupuk ini larut air. Sumber P berupa monohidrofosfat (HPO4=) dan dihidrofosfat (H2PO4-). P ini tidak sempurna larut air, tetapi larut seluruhnya dalam asam sitrat. K berasal dari garam nitrat, khlorida atau sulfat kalium. Pupuk majemuk cair bersifat larut air, penggunaannya disemprotkan pada organ tanaman.
Tersedianya beraneka pupuk majemuk tentu untuk memudahkan petani tanpa harus membuat campuran sendiri. Pupuk majemuk dibuat disesuaikan dengan jenis tanaman atau tujuan penggunaannya. Pupuk yang digunakan untuk kedelai berbeda dengan untuk rumput atau padi. Demikian juga untuk tanaman kapas atau tembakau. Untuk tanaman kopi yang belum menghasilkan digunakan pupuk yang berbeda dengan tanaman kopi yang sudah produksi.
Untuk tanaman hias yang bernilai tinggi (misalnya anggrek) digunakan pupuk cair atau pupuk padat slow release. Kandungan haranya lengkap berupa mineral yang air larut dan juga sering senyawa organik protein dan hormon tumbuh serta unsur yang dapat berperanan untuk mengintensifkan warna bunga.
KATEGORI PUPUK
Pupuk dapat dibedakanberdasarkan bahan asal, senyawa, fasa, cara penggunaan, reaksi fisiologi, jumlah dan macam hara yang dikandungnya.
Berdasarkan asalnya dibedakan:
1. Pupuk alam ialah pupuk yang terdapat di alam atau dibuat dengan bahan alam tanpa proses yang berarti. Misalnya: pupuk kompos, pupuk kandang, guano, pupuk hijau dan pupuk batuan P.
2. Pupuk buatan ialah pupuk yang dibuat oleh pabrik. Misalnya: TSP, urea, rustika dan nitrophoska. Pupuk ini dibuat oleh pabrik dengan mengubah sumber daya alam melalui proses fisika dan/atau kimia.
Berdasarkan senyawanya dibedakan:
1. Pupuk organik ialah pupuk yang berupa senyawa organik. Kebanyakan pupuk alam tergolong pupuk organik: pupuk kandang, kompos, guano. Pupuk alam yang tidak termasuk pupuk organik misalnya rock phosphat, umumnya berasal dari batuan sejenis apatit [Ca3(PO4)2].
2. Pupuk anorganik atau mineral merupakan pupuk dari senyawa anorganik. Hampir semua pupuk buatan tergolong pupuk anorganik.
Berdasarkan fasa-nya dibedakan:
1. Padat. Pupuk padat umumnya mempunyai kelarutan yang beragam mulai yang mudah larut air sampai yang sukar larut.
2. Pupuk cair. Pupuk ini berupa cairan, cara penggunaannya dilarutkan dulu dengan air, Umumnya pupuk ini disemprotkan ke daun. Karena mengandung banyak hara, baik makro maupun mikro, harganya relatif mahal.. Pupuk amoniak cair merupakan pupuk cair yang kadar N nya sangat tinggi sekitar 83%, penggunaannya dapat lewat tanah (injeksikan).
Berdasarkan cara penggunaannya dibedakan:
1. Pupuk daun ialah pupuk yang cara pemupukan dilarutkan dalam air dan disemprotkan pada permukaan daun.
2. Pupuk akar atau pupuk tanah ialah pupuk yang diberikan ke dalam tanah disekitar akar agar diserap oleh akar tanaman.
Berdasarkan reaksi fisiologisnya dibedakan:
1. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis masam artinya bila pupuk tersebut diberikan ke dalam tanah ada kecenderungan tanah menjadi lebih masam (pH menjadi lebih rendah). Misalnya: Za dan Urea.
2. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis basis ialah pupuk yang bila diberikan ke dalam tanah menyebabkan pH tanah cenderung naik misalnya: pupuk chili salpeter, calnitro, kalsium sianida.
Berdasarkan jumlah hara yang dikandungnya dibedakan:
1. Pupuk yang hanya mengandung satu hara tanaman saja. Misalnya: urea hanya mengandung hara N, TSP hanya dipentingkan P saja (sebetulnya juga mengandung Ca).
2. Pupuk majemuk ialah pupuk yang mengandung dua atau lebih dua hara tanaman. Contoh: NPK, amophoska, nitrophoska dan rustika.
Berdasarkan macam hara tanaman dibedakan:
1. Pupuk makro ialah pupuk yang mengandung hanya hara makro saja: NPK, nitrophoska, gandasil.
2. Pupuk mikro ialah pupuk yang hanya mengandung hara mikro saja misalnya: mikrovet, mikroplek, metalik.
3. Campuran makro dan mikro misalnya pupuk gandasil, bayfolan, rustika. Sering juga ke dalam pupuk campur makro dan mikro ditambahkan juga zat pengatur tumbuh (hormon tumbuh).
PENGERTIAN PUPUK
Dalam arti luas yang dimaksud pupuk ialah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Termasuk dalam pengertian ini adalah pemberian bahan kapur dengan maksud untuk meningkatkan pH tanah yang masam, pemberian legin bersama benih tanaman kacang-kacangan serta pemberian pembenah tanah (soil conditioner) untuk memperbaiki sifat fisik tanah. Demikian pula pemberian urea dalam tanah yang miskin akan meningkatkan kadar N dalam tanah tersebut. Semua usaha tersebut dinamakan pemupukan. Dengan demikian bahan kapur, legin, pembenah tanah dan urea disebut pupuk.
Dalam pengertian yang khusus pupuk ialah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih hara tanaman. Dengan pengertian ini, dari kegiatan yang disebutkan di atas hanya urea yang dianggap pupuk karena bahan tersebut yang mengandung hara tanaman yaitu nitrogen.
Bahan pupuk selain mengandung hara tanaman umumnya mengandung bahan lain, yaitu:
1. Zat pembawa atau karier (carrier). Double superfosfat (DS): zat pembawanya adalah CaSO4 dan hara tanamannya fosfor (P).
2. Senyawa-senyawa lain berupa kotoran (impurities) atau campuran bahan lain dalam jumlah relatif sedikit. Misalnya ZA (zwavelzuure amoniak) sering mengandung kotoran sekitar 3% berupa khlor, asam bebas (H2SO4) dan sebagainya.
3. Bahan mantel (coated) ialah bahan yang melapisi pupuk dengan maksud agar pupuk mempunyai nilai lebih baik misalnya kelarutannya berkurang, nilai higroskopisnya menjadi lebih rendah dan mungkin agar lebih menarik. Bahan yang digunakan untuk selaput berupa aspal, lilin, malam, wax dan sebagainya. Pupuk yang bermantel harganya lebih mahal dibandingkan tanpa mantel.
4. Filler (pengisi). Pupuk majemuk atau pupuk campur yang kadarnya tinggi sering diberi filler agar ratio fertilizer nya dapat tepat sesuai dengan yang diinginkan, juga dengan maksud agar mudah disebar lebih merata
Dalam praktek perlu diketahui istilah-istilah khusus yang sering digunakan dalam pupuk antara lain ialah:
a. Mutu pupuk atau grade fertilizer artinya angka yang menunjukkan kadar hara tanaman utama (N,P, dan K) yang dikandung oleh pupuk yang dinyatakan dalam prosen N total, P2O5 dan K2O. Misalnya pupuk Rustika Yellow 15-10-12 berarti kadar N 15%, P2O5 10% dan K2O 12%.
b. Perbandingan pupuk atau ratio fertilizer ialah perbandingan unsur N,P dan K yang dinyatakan dalam N total, P2O5 dan K2O merupakan penyederhanaan dari grade ferilizer. Misalnya grade fertilizer 16-12-20 berarti ratio fertilizernya 4:3:5.
c. Mixed ferilizer atau pupuk campuk ialah pupuk yang berasal dari berbagai pupuk yang kemudian dicampur oleh pemakainya. Misalnya pupuk Urea, TSP dan KCl dicampur menjadi satu dengan perbandingan tertentu sesuai dengan mutu yang diinginkan. Hal ini berbeda dengan pupuk majemuk yaitu pupuk yang mempunyai dua atau lebih hara tanaman dibuat langsung dari pabriknya.
Kelebihan Pemupukan Dengan Cara disemprot (Spraying) ke Daun
Pemupukan dengancara penyemprotan ke daun adalah merupakan cara mengaplikasikan pupuk yang lebih mudah dan tepat sasaran. Biasanya cara ini banyak dilakukan oleh pecinta tanaman hias. Selain sebagai metode pemupukan juga bermanfaat untuk membersihkan daun dari debu. Jika dilakukan untuk budidaya produksi tanaman pangan biasanya menggunakan alat spraying dengaan kapasitas 14 liter, dan untuk skala produksi yang luas dan menggunakan teknologi yang lebih bisa menjangkau lahan yang luas yaitu dengan traktor atau pun pesawat terbang.
Beberapa Manfaat pemupukan dengan cara penyemprotan adalah :
Hemat pupuk. Pupuk yg disemprotkan adalah jenis pupuk daun yg dpt dgn mudah diserap oleh pori-pori bagian batang maupun daun tanaman. Dengan catatan paling baik di semprot pada pagi hari antara jam 6-7 pagi atau sore hari, dimana matahari tidak terlalu panas yang dapat menyebabkan penguapan dan penyemprotan jangan ketika hujan sehingga pupuk tidak hilang karenanya. Sedangkan pupuk yang ditebarkan/disiramkan ke tanah yang kemudian oleh akar tanaman diserap kurang begitu hemat karena bisa terjadi larut oleh aliran air atau air hujan sehingga dapat terbuang.
Pupuk lebih cepat di serap oleh tubuh dan daun tanaman, dimana daun adalah tempat terjadinya fotosintesa sebagai proses pengolahan zat-zat makanan. Lebih cepat karena jalurnya langsung ke daun, yang merupakan pemutusan jalur transportasi yg panjang dari akar menuju ke daun.
Dapat dicampur dengan pestisida atau zat perangsang tumbuh dalam sekali aplikasi. Jadi sekali penyemprotan dapat melakukan pekerjaan pemupukan, pembasmian hama dan pemberian hormon sekaligus. Tapi hal ini perlu di perhatikan aturan pakai dari jenis pupuk , pestisida dan hormon apakah boleh dicampur. Contohnya biasanya pupuk organik tidak boleh, dicampur dengan zat kimia.
Mengatasi tanah lahan atau media yang minim hara yang dapat diserap akar, sehingga merupakan alternatif pemupukan lewat jalur batang dan daun.
Gunakan pupuk organik untuk melakukan penyemprotan agar hasilnya lebih maksimal.
Perbedaan Makanan Organik atau an-organik di Super market
Ada 3 cara untuk memahami bahan pangan segar di swalayan atau di supermarket apakah bahan tersebut benar-benar produk organik, tidak/belum organik.
- Mengecheck data pada Label.cari label yang mencantumkan daftar komposisi nutrisinya. semestinya kalau bahan organik akan di cantumkan kandungannya paling tidak 90 persen.
- Apa ada Sertifikasi Organiknya. Logo atau sertifikat yg dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang dalam sertifikasi kandungan organik.
- MeLihat ciri-cirinya. bahan organik yang segar (misalnya sayur & buah) umumnya penampilan tidak sempurna. terKadang ada lubang-lubang bekas dimakan ulat, akan tetapi biasanya bahan tersebut berwarna lebih kontras. Contohnya buah, umumnya mempunyai warna lebih kontras & tidak mengilat. Biasanya apa bila dijumpai kondisi kulit yang Mengkilat kemungkinan buah itu sdh dilapisi lilin biar awet.
Bila ternyata dalam kemasannya produk organik tdk dijumpai label organik, tentunya akan sulit bg orang awam untuk membandingkannya dgn produk yg an-organik. Oleh karena itu, Anda harus benar-benar tahu ciri-ciri fisik yang membedakan produk organik atau an-organik.
salah satu ciri bahan pangan organik yang biasanya dijumpai pada sayuran adalah adanya Lubang-lubang di lembar daunnya sayuran. Hal ini disebabkan pola pertanian Organik tidak menggunakan pestisida. Sehingga ulatpun mau memakan daunnya. Jika di beri pestisida ulat tidak akan suka dan tentunya akan beracun. walau terdapat lubang-lubang, penampilan sayuran organik biasanya berwarna menarik, kontras, & segar.
Cita Rasa yg dihasilkan pun berbeda dgn produk pertanian biasa( pertanian non organik). Misalnya bayam jepang yg ditanam dengan cara organik (pola tanam organik) memiliki cita rasa lebih renyah & tidakk terlalu menimbulkan bau. Begitu pula buah-buahan, misalkan apel rasanya akan lebih manis jika ditanam secara organik dibandingkan apel yg ditanam an-organik.
Beberapa konsumen produk organik mengakui rasa wortel organik lebih lezat & tidak berbau. Bahkan, ketika diolah jadi jus, wortel rasanya lebih nikmat. Dan tidak perlu diberi campuran bahan lain untuk menghindari bau wortel yang banyak orang tidak menyukainya. Contoh lain beras organik, lebih tahan lama & tak mudah basi ketika dimasak menjadi nasi.
Dgn kebiasaan mengkonsumsi makanan organik, sebenarnya merupakan investasi kesehatan untuk bekal di masa depan agar terhindar dari berbagai penyakit yang diakibatkan kandungan racun yang terdapat dalam makanan , misalnya penyakit jantung , diabetes, hipertensi, kanker, ginjal , dan sebagainya. Gaya hidup organik merupakan pencegahan penyakit sejak dini, karena pada dasarnya makanan itu juga mengandung obat-obatan alami juga. Cuma diKarenakan penggunaan zat-zat kimia dalam pola tanamnya menyebabkan bahan makanan malah berubah menjadi salah satu faktor manusia rentan terhadap penyakit. Kalaupun terserang penyakit , orang yang bergaya hidup organik tidak lah separah kondisi orang yang terbiasa makan makanan an-organik.
Oleh sebab itu, dibutuhkan kesadaran bersama seluruh komponen bangsa, untuk mengkampanyekan penggunaan pupuk organik, program-program pemerintah menuju indonesia go organik juga harus didukung secara menyeluruh dan secara terus-menerus diperjuangkan, agar pertanian organik benar-benar terwujud di Indonesia.
Standar Pupuk Organik Granul Perlu Direvisi
Di dalam Peraturan Menteri Pertanian No. 28/Permentan/SR.130/5/2009 tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah, dikenal istilah Pupuk OrganikGranul. Pupuk organikdidefinisikan sebagai pupuk yang berasal dari sisa tanaman dan/atau kotoran hewan yang telah melalui proses rekayasa, berbentuk padat atau cair dan dapat diperkaya dengan bahan mineral alami dan/atau mikroba yang bermanfaat memperkaya hara, bahan organik tanah, dan memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
Permentan No. 28/Permentan/SR.130/5/2009 lahir dalam rangka mendukung program subsidi pupuk organik, pupuk hayati dan pembenah tanah kepada petani yang diberikan melalui Departemen Pertanian. Para produsen pupuk organik granul harus memperhatikan Permentan tersebut. Namun sayangnya, di dalam persyaratan teknisnya pada beberapa hal masih terdapat informasi yang mengundang banyak pertanyaan sehingga perlu direvisi.
Berdasarkan Permentan No. 28/Permentan/SR.130/5/2009, beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam POG antara lain adalah rasio C/N, kandungan bahan ikutan, kandungan unsur mikro, kandungan organisme patogen, kandungan organik, dan kadar air.
Dalam Permentan tersebut, pupuk organik granul dibagi menjadi dua kelompok yaitu pupuk organik granul biasa (tanpa tambahan mikroba fungsional) dan pupuk organik granul dengan tambahan mikroba fungsional (seperti mikroba penambat N2 bebas, mikroba pelarut P, mikroba penyedia K dan sebagainya). Perbedaan kedua kelompok tersebut dalam persyaratan teknisnya hanya pada kriteria kandungan mikroba fungsional dan kadar air.
Kadar Air
Kadar air yang diperbolehkan dalam pupuk organik granul murni adalah antara 4-15%, sedangkan untuk pupuk organik granul yang diperkaya mikroba adalah 10-20%.
Batasan kadar air serendah itu untuk proses produksi pupuk organik granul dari kompos perlu dikritisi karena dalam proses pembuatannya boros energi dan mematikan kandungan beraneka ragam mikroba positif bawaan (native microbe) kompos yang digranulkan. Mengapa boros energi dan mematikan aneka mikroba?
Hal itu disebabkan karena untuk mengejar persyaratan tersebut, para produsenpupuk organik granul biasanya menggunakan mesin pengering dengan suhu hingga 100-200oC sehingga memerlukan pasokan energi yang cukup tinggi. Pasokan energi yang tinggi berarti pasokan biaya yang tinggi pula.
Sementara itu, dengan ekspos suhu di atas 100oC selama beberapa detik atau menit di mesin pengering, aneka ragam mikroba positif yang terdapat di dalampupuk organik granul akan mati. Padahal mikroba-mikroba yang terdapat dalam kompos sangat bermanfaat dalam peningkatan kesuburan tanah.
Dengan demikian, implikasi dari persyaratan kadar air tersebut telah membawa pada konsekuensi logis pada pemborosan energi dan matinya aneka mikroba positif. Oleh karena itu hendaknya persyaratan kadar air dalam Permentan tersebut tidak serendah itu, tetapi ditingkatkan menjadi lebih tinggi lagi misalnya 20-30% (baik bagipupuk organik granul murni maupun pupuk organik granul yang diperkaya mikroba).
Penentuan kadar air serendah itu mungkin cocok bagi industri pupuk kimia granul, bukan pupuk organik granul, yang memang bebas dari mikroba dan memerlukan bentuk yang kompak, bulat, dan keras.
Kandungan Mikroba Fungsional
Kandungan mikroba fungsional (penambat N, Pelarut P, atau Penyedia K) di dalampupuk organik granul hasil pengayaan, minimal sebanyak 103/gram. Penambahan mikroba fungsional tersebut tentunya akan lebih efektif lagi kalau mikroba positif penghuni kompos tidak keburu mati pada saat pengeringan granul.
Dan seandainya tanpa pengeringan dengan suhu tinggi (dalam rangka menuju kadar air yang distandarkan), pupuk organik granul murni (sekalipun tanpa penambahan mikroba fungsional) secara alami telah membawa mikroba fungsional pula dengan jenis yang sangat beraneka ragam dan relatif adaptif.
Selain itu, seandainya pengeringannya dilakukan dengan suhu yang tidak terlampau tinggi, penambahan mikroba fungsional dapat dilakukan pada tahap granulasi sehingga tahap pengayaan mikroba setelah proses pengeringan dapat ditiadakan. Hal tersebut berarti juga akan menghemat ongkos produksi pupuk organik granul.
Rasio C/N
Dalam Permentan, rasio C/N yang biasanya terkait dengan tingkat kematangan produk kompos tidaklah mendapat perhatian yang serius sehingga nilainya relatif longgar dan rancu. Terkait dengan hal tersebut, di persyaratan disebutkan bahwa kandungan rasio C/N pupuk organik granul antara 15-25.
Rasio C/N dengan ambang batas atas sebesar 25 terlalu longgar karena biasanya dengan nilai sebesar itu dalam kacamata komposting, komposnya belum begitu matang. Sementara itu pembatasan rasio C/N pada batas bawah 15 adalah rancu, karena sebenarnya rasio C/N akan semakin baik jika semakin mendekati rasio C/N tanah (sekitar 10).
Cara pandang terhadap besaran rasio C/N tidak bisa dilepaskan dengan kriteria kompos matang karena bahan baku pupuk organik granul adalah kompos. Umumnya kriteria kompos yang telah matang adalah di bawah angka 20, dan tanpa ambang batas bawah.
Tingkat Keasaman (pH)
Di dalam Permentan tingkat keasaman pupuk organik granul terlalu longgar rentangnya yaitu antara 4-8. Hal ini juga mengundang pertanyaan karena nilai pH 4 merupakan nilai yang cukup ekstrim (karena sangat asam) bagi kehidupan organisma sehingga pemakaiannya untuk tanaman pada keasaman tersebut perlu dipertimbangkan dengan baik. Jika pH-nya masih serendah itu, tanaman yang dipupuk bisa mati. Standar keasaman yang baik adalah antara 6,5- 8,0.
Kandungan Unsur Makro (C, N, P2O5 dan K2O)
Kandungan C dalam pupuk organik granul minimal 12%. Nilai kandungan C, terutama C-organik, dalam POG akan memberikan indikasi besarnya kandungan material organik, karena dalam persyaratan pupuk organik granul tidak ada kriteria kandungan bahan organik. Semakin tinggi kandungan C akan semakin tinggi kandungan bahan organik.
Lain halnya dengan kandungan C, kandungan unsur N, dan senyawa P2O5 dan K2O justru dibatasi tidak boleh lebih dari 6%. Pernyataan tidak boleh melebihi 6% tidak jelas alasannya, karena biasanya yang dibatasi adalah kandungan minimumnya dan dibiarkan tidak ada batas atasnya. Hal tersebut terkait dengan penyediaan unsur N, P dan K yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Semakin besar kandungan unsur NPK dalam beberapa hal tentunya sangat baik bagi pemupukan.
Kandungan Bakteri Patogen
Nilai ambang kandungan fecal Coli dan Salmonella masing-masing adalah tidak boleh melebihi 100 MPN/gr. Bakteri Coli dan Salmonella adalah bakteri yang berasal dari saluran pencernaan manuasia dan hewan mamalia lainnya yang dapat menyebabkan sakit perut.
Keberadaan kedua bakteri tersebut mengindikasikan bahwa material tersebut tercemar oleh material fekal (kotoran). Oleh karena bahan baku pupuk organikgranul biasanya adalah kotoran hewan, maka kemungkinan pupuk organik granul yang diproduksi juga mengandung bakteri patogen tersebut. Jika kedua macam bakteri tersebut terdeteksi dalam jumlah yang banyak, kemungkinan besar material tersebut juga tercemar oleh jenis bakteri patogen lainnya.
Kandungan bakteri patogen dapat diminimalisir atau dibasmi dengan proses komposting aerobik yang terkendali. Dalam proses komposting aerobik akan terjadi efek pasteurisasi selama beberapa hari yang dapat mematikan bibit-bibit penyakit patogen.
Tabel Kriteria POG menurut Permentan No. 28/Permentan/SR.130/5/2009
On the Regulation of the Minister of Agriculture No.28/Permentan/SR.130/5/2009 about Organic Fertilizer, Fertilizer Pembenah Biological and Soil, Organic Fertilizer granules known term. Organic fertilizer is defined as a fertilizer derived from crop residues and / or animal waste that has been through the process of engineering, solid or liquid form and can be enriched with natural mineral materials and / or beneficial microbes that enrich the nutrients, soil organic matter, and improve physical properties, chemical and biological soil.Minister of Agriculture No. 28/Permentan/SR.130/5/2009 born in order to support subsidy programs, organic fertilizer, biological fertilizer and soil pembenah to farmers provided by the Department of Agriculture. The producers of organic fertilizer granules should consider these Permentan. But unfortunately, in technical terms in some cases there is still information that invites many questions that need to be revised.Based on the Minister of Agriculture No. 28/Permentan/SR.130/5/2009, several requirements that must be considered in the PTA, among others, is the ratio of C / N, follow-up material content, the content of micro elements, the content of pathogenic organisms, organic content, and moisture content.In these Permentan, organic fertilizer granule is divided into two groups: normal granular organic fertilizer (without additional microbial functional) and organic fertilizer granules with the addition of microbial functional (such as N2 fastening free of microbes, microbial solvent, P, K providers microbes and so forth). Differences in the two groups in the technical requirements only on the criteria of functional microbial content and moisture content.Water LevelsWater content is allowed in pure organic fertilizer granule is between 4-15%, whereas for organic fertilizer granule is 10-20% enriched microbes.That low water content limits for organic fertilizer production process of granules from the compost to be scrutinized because of the drafting process and shut down wasteful energy content of a wide range of positive microbial innate (native Microbe) digranulkan compost. Why is wasteful of energy and off various microbes?It was due to pursue these requirements, manufacturers typically use a granular organic fertilizer drying machine with up to 100-200oC temperature so that it requires high energy supply. High energy supply means that supply costs are high also.Meanwhile, by exposure to temperatures above 100oC for several seconds or minutes in the dryer, positive microbial diversity present in the organic fertilizer granules will die. Though there are microbes in the compost is very useful in improving soil fertility.Thus, the implications of the requirements of the water content has been brought to its logical consequences on energy waste and the demise of various positive microbes. Therefore, should the requirements of the water content in these Permentan not that low, but it raised again for example 20-30% (both for pure granular organic fertilizer and organic fertilizer granule-enriched microbes).Determination of water content as low as it might be appropriate for granular chemical fertilizer industry, rather than organic fertilizer granules, which are free from microbial and requires some form of compact, round and hard.Microbial Functional IngredientsFunctional microbial content (fastening N, Solvent P, or C Provider) in the organic fertilizer granule enrichment results of at least 103/gram. Addition of microbial functional again would be more effective if positive microbial inhabitants of compost did not trigger death during granule drying.And if without drying with high temperature (in relation to a standardized water content), pure organic fertilizer granules (even without the addition of microbial functional) has led naturally to the type of microbial functional Also highly diverse and relatively adaptive.In addition, if the drying is done by a not too high temperatures, the addition of functional microbial granulation can be conducted in stages so that the microbial enrichment phase after the drying process may be omitted. This means that also would save the cost of production of organic fertilizer granule.C / N ratioIn Permentan, C / N ratio is usually associated with the maturity level of the compost product is not received serious attention so that its value is relatively loose and ambiguous. In this regard, the requirement stated that the content of C / N ratio of organic fertilizer granules between 15-25.C / N ratio with threshold upper limit of 25 is too loose because it is usually with the value of it in the eyes of composting, the compost is not so mature. Meanwhile, restrictions on C / N ratio at the lower limit of 15 is ambiguous, because the actual C / N ratio would be better if the closer C / N ratio of soil (approximately 10).Perspective of mass ratio of C / N criterion can not be released with mature compost as organic fertilizer granules raw material is compost. General criteria that have been mature compost was below the number 20, and no lower threshold.The acidity level (pH)Inside Permentan acidity level of organic granular fertilizer that is too loose range between 4-8. It also invites the question because the pH value of 4 represents a fairly extreme values (because it is acidic) for the life of organisms, so its use for the plants on the acidity of the need to be carefully. If the pH is still so low, that fertilized plants can die. Standard good acidity was between 6.5 to 8.0.Macro Trace Elements (C, N, P2O5 and K2O)C content in organic fertilizer granules at least 12%. The value of C, particularly C-organic, the PTA will give an indication of the amount of organic material content, because in terms of organic fertilizer granules no criteria for organic matter content.The higher content of C will be the higher organic matter content.As with the content of C, the content of N, P2O5 and K2O and the compounds it should not be restricted more than 6%. The statement should not exceed 6% is not clear why, because normally restricted content is the minimum and allowed no upper limit. It was related to the provision of N, P and K that is needed by plants. The greater the elemental content of NPK in some ways perhaps very good for fertilizing.Content of Bacterial PathogensThreshold value content of fecal coli and Salmonella, respectively, are not allowed to exceed 100 MPN / gr. Coli and Salmonella bacteria is a bacteria that comes from the digestive tract manuasia and other mammals that can cause abdominal pain.The presence of both bacteria, indicating that the material is contaminated by faecal material (sewage). Therefore, the raw material of organic fertilizer granules are usually animal dung, then the possibility of an organic fertilizer granules produced also contain a bacterial pathogen. If both types of bacteria are detected in significant amounts, most likely the material is also contaminated by other pathogenic bacteria.The content of pathogenic bacteria can be minimized or eradicated by a controlled aerobic composting process. In the aerobic composting process will occur over several days the effects of pasteurization to kill pathogenic germs.
Langganan: Ent
Tidak ada komentar:
Posting Komentar