Minggu, 21 Desember 2014

PAPRIKA : Tanam dengan sistem hiroponik


PAPRIKA
Tanaman paprika mempunyai nama ilmiahCapsicum anum var, grossum, dan dikenal dengan nama sweet pepper. Jenis cabai ini merupakan tanaman sayuran yang masih relatif baru di kenal oleh masyarakat Indonesia, keistimewaan paprika adalah rasanya yang tidak pedas tetapi cenderung manis, karena paprika tidak mengandung zat capcaisin (C9H12O2) yang menyebabkan rasa pedas.

Budidaya paprika secara hidroponik diperlukan perencanaan yang matang agar diperoleh hasil yang maksimal, karena tujuan dari budidaya secara hidroponik adalah untuk menghasilkan kualitas, produktifitas, dan kontinuitas yang baik.

Pada dasarnya paprika dapat tumbuh pada semua dataran di Indonesia, karena pertumbuhan vegetatif paprika baik pada temperatur 25-30°C dan temperatur optimum untuk perkembangan bunga dan buah adalah 22-25°C pada siang hari dan 18-19°C pada malam hari. Temperatur seperti biasanya terdapat pada dataran menengah dan dataran tinggi di Indonesia, yaitu dengan ketinggian sekitar 700-1500 meter dari permukaan laut. Daerah-daerah yang sudah banyak menanam paprika misalnya di Lembang, Pengalengan, Cipanas, Cianjur, Sukabumi, Nongkojajar, Ijen, Brastagi, Lombok dan Malakaji.

Faktor iklim linnya yang dapat mempengaruhi pertumbuhan paprika adalah intensitas cahaya dan kelembaban. Intensitas cahaya yang dibutuhkan adalah 5-7 jam per hari, tetapi diusahakan intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam greenhouse adalah 60-70 %. Kelembaban yang dikehendaki paprika sekitar 60-80%, sebab pada kelembaban yang terlalu rendah dapat menyebabkan aborsi pada bunga, dan pada kelembaban yang terlalu tinggi dapat menyebabkan banyaknya serangan penyakit, misalnya Botrytis dan Antracnosa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar