Sabtu, 20 Desember 2014

Perbanyakan pohon kopi dengan setek

Perbanyakan bibit pohon kopi dengan setek
Indonesia merupakan penghasil kopi robusta terbesar di dunia. Lebih dari 80% pohon kopi yang ada di negeri ini berasal dari jenis robusta. Namun rata-rata produktivitasnya relatif masih rendah. Salah satu faktor penyebabnya adalah kualitas bibit. Perbanyakan bibit pohon kopi seringkali tidak dilakukan dengan benar.
Pohon kopi bisa diperbanyak dengan dua cara, yaitu perbanyakan generatif dan vegetatif. Perbanyakan generatif dengan biji atau benih biasanya dilakukan untuk kopi arabika, silahkan baca perbanyakan bibit tanaman kopi dengan biji. Sedangkan pohon kopi robusta lebih sering diperbanyak dengan cara vegetatif.
Ada banyak teknik perbanyakan pohon kopi secara vegetatif, mulai dari cangkok, setek, okulasi, hingga kultur jaringan. Salah satu cara yang paling poluler adalah setek. Cara ini memiliki beberepa keunggulan diantaranya mudah dilakukan, sifat pohon kopi yang dihasilkan sama persis dengan induknya, hasilnya seragam dan lebih cepat berbuah.
Cara setek juga memiliki kelemahan. Pohon kopi yang dihasilkan dari penyetekan tidak mempunyai akar tunjang. Sehingga pohon kopi mudah tercerabut ataupun roboh. Selain itu, saat pohon masih muda rentan terhadap serangan nematoda. Namun kini kelemahan tersebut bisa disiasati dengan teknik penyambungan pohon.

Memilih induk pohon kopi

Tahap pertama yang harus diperhatikan dalam perbanyakan setek adalah memilih bahan tanaman sebagai induk pohon kopi yang akan dikembangkan. Berbeda dengan perbanyakan kopi arabika yang menggunakan varietas, pada kopi robusta biasanya menggunakan klon. Beberapa klon yang dianjurkan Puslit Kopi dan Kakao diantaranya BP 308, BP 42, BP 358, BP 409, SA 436, BP 939, BP 234, BP 288, BP 534, BP 936, SA 203. Sumber klon bisa didapatkan di balai-balai penelitian atau toko bibit terpercaya.
Kopi robusta mempunyai sifat menyerbuk silang, oleh karena itu teknik budidaya yang dianjurkan adalah sistem poliklonal. Sistem poliklonal merupakan teknik membudidayakan pohon kopi dari banyak klon. Untuk satu hamparan kebun tidak hanya terdiri dari satu klon pohon kopi, melainkan menggunakan 3-4 klon.
Setiap klon mempunyai sifat yang berbeda-beda sehingga penanamannya harus menerapkan kombinasi tertentu. Untuk mengetahui lebih detail sifat setiap klon, bisa ditanyakan ke penjual klon tersebut. Selanjutnya, pilih 3-4 klon pohon kopi yang paling cocok dengan kondisi lingkungan masing-masing.

Persiapan alat dan bahan

Alat-alat yang diperlukan untuk menyetek tanaman adalah gunting daun, pisau tipis yang tajam, perangsang akar dan media tumbuh. Perangsang akar bisa dibeli di toko pertanian bentuknya ada yang cair ada juga yang tepung. Jenis yang sering digunakan antara lain Rooton F. Selain menggunakan obat pabrik, bisa juga dipakai air kencing sapi.
Siapkan media tumbuh untuk menumbuhkan akar dari batang yang disetek. Media tumbuh ini harus memiliki drainase yang baik dan bisa mencengkram batang dengan kokoh. Campuran yang biasa digunakan adalah pasir halus dan kompos dengan perbandingan 3:1.
Buat bedengan dengan media tumbuh ini kira-kira setinggi 15 cm. Tutup bedengan dengan sungkup dari plastik bening, tinggi sungkup kurang lebih 60 cm. Sungkup ini harus bisa dibuka dan ditutup untuk memudahkan pemeriksaan. Posisi bedengan sebaiknya berada di bawah pohon penaung.

Teknik menyetek pohon kopi

Lakukan penyetekan pada penghujung musim hujan. Pilih dahan yang berumur 3-6 bulan, cukup muda namun sudah berwarna coklat. Lakukan pemotongan pada ruas 2-4 dari pucuk, pemotongan dilakukan secara miring agar ujung setek meruncing. Panjang setek kira-kira 10 cm, gunting setengah dari helai-helai daunnya untuk mengurangi penguapan. Jaga kelembaban ranting yang telah disetek agar tidak kering oleh angin dengan meletakkannya dalam karung basah.
Setelah ranting dipotong, celupkan pangkal setek pada cairan perangsang akar. Untuk hormon buatan pabrik baca aturan atau dosis pemakaiannya, untuk yang menggunakan urine sapi encerkan 100 ml kencing sapi dengan 1 liter air. Celupkan bahan setek tersebut selama 10-15 detik sebelum ditancapkan ke media tumbuh.
Tancapkan stek pohon kopi pada bedengan media tumbuh dengan jarak 15×15 cm. Atur kedalaman batang setek sekitar 5-7 cm. Siram bedengan dengan gembor 1-2 kali sehari dengan membuka dan menutup sungkup. Lakukan hati-hati agar tidak merusak tanaman. Setelah kurang lebih 3 bulan dalam media tumbuh, biasanya setek sudah mulai berakar buka penutup sungkup. Pada bulan ke-4 setek pohon kopi sudah siap untuk dipindahkan kedalam polybag.

Pembibitan pohon kopi

Siapkan tempat yang sudah diberi naungan untuk pembibitan pohon kopi agar terhindar dari panas matahari dan hujan secara langsung. Naungan bisa menggunakan paranet atau daun sirap.
Siapkan media tanam yang terdiri dari campuran tanah dan kompos dengan komposisi 2:1. Pindahkan setek pohon kopi dari bedengan media tumbuh kedalam polybag. Letakan polybag berbaris dengan lebar satu meter untuk memudahkan perawatan.
Perawatan yang diperlukan pada bibit pohon kopi antara lain adalah penyiraman dan pemupukan. Lakukan penyiraman 1-2 kali sehari atau tergantung kelembaban tanah. Pemupukan bisa dilakukan dengan menyiramkan campuran kotoran sapi, air dan urea dengan komposisi 10:10:1. Dosis penyiramam untuk setiap bibit pohon kopi kira-kira satu batok kelapa setiap minggu. Bibit pohon kopi bisa dipindahkan ke areal tanam setelah berumur 8-9 bulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar