Penyiraman dan Nutrisi Hidroponik
PENYIRAMAN DAN PEMUPUKAN
Pemupukan dalam istilah disini adalah pemberian larutan nutrisi yang digunakan untuk menyuplai hara yang dibutuhkan bagi tanaman melalui penyiraman di media tanam, atau dapat juga disebut Fertigation (fertilizer and irrigation). Pada budidaya secara hidroponik, penyiraman larutan nutrisi bagi tanaman dilakukan secara bertahap atau berkali-kali melalui sistem dan kebutuhan tanaman. Kebutuhan larutan nutrisi akan bertambah sesuai dengan tingkat pertumbuhan tanaman.
Penyerapan unsur hara oleh tanaman
Unsur hara yang terdapat pada media tanam akan diserap melalui akar, penyerapan air beserta hara dilakukan oleh ujung-ujung akar dan bulu-bulu akar, dengan demikian pembentukan akar sebagai awal pertanaman harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat mendorong perkembangan akar. Dengan perkembangan akar beserta bulu-bulu akar yang banyak, serapan air dan hara bisa menjadi lebih besar dan akan terjadi keseimbangan volume akar dengan pertumbuhan tanaman.
Penyerapan elemen-elemen oleh akar dipengaruhi oleh faktor di dalam lingkungan akar dan faktor di luar akar. Faktor dilingkungan akar misalnya jenis media tanam, kualitas air, pH dan EC larutan nutrisi. Sedangakan faktor luar misalnnya temperatur, angin, kelembaban, dan cahaya.
Elemen-elemen diserap oleh akar dalam bentuk ion-ion, yaitu anion yang bermuatan negatif dan kation yang bermuatan positif. Adanya perbedaan muatan antara ion-ion di dalam larutan hara dengan ion-ion dalam akar, menyebabkan terjadinya proses tukar-menukar ion. Contoh, ion K+ dari garam KNO3 akan masuk ke dalam akar karena tarikan ion OH- dari H2O, sedangkan ion NO3- akan tetap diluar karena terjadi ikatan dengan
ion H+.
PUPUK
Secara umum pupuk adalah semua bahan kimia yang bisa digunakan untuk menyuplai hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk yang dibutuhkan oleh tanaman adalah yang mengandung elemen-elemen yang menentukan pertumbuhan dan produktivitas tanaman, oleh sebab itu pemilihan pupuk dan aplikasinya merupakan salah satu aspek yang sangat penting di dalam budidaya tanaman komersial secara hidroponik.
Keberadaan pupuk tersebut harus memiliki unsur hara yang tersedia secara seimbang, baik unsur-unsur makro maupun unsur-unsur mikro. Keseimbangan unsur hara sebagai nutrisi adalah sangat penting agar tanaman dapat menyerap unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup, sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dibagi menjadi 2 kelompok yaitu, unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro adalah hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah banyak, diantaranya : C, H, N, O, S, P, K, Mg, Ca. Sedangkan unsur hara mikro adalah hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit tetapi harus tersedia, diantaranya : Fe, Si, Mn, B, Zn, Mo, Cu.
Ada beberapa faktor yang berkaitan erat dengan penyiraman dan pemberian larutan nutrisi, baik faktor tanaman itu sendiri maupun faktor luar yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Hal ini penting, karena apabila tidak diperhatikan akan menyebabkan kerusakan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Faktor dari tanaman yang dapat mempengaruhi penyiraman larutan nutrisi adalah jensi tanaman, varietas, umur tanaman dan volume akar. Sedangkan faktor luar adalah, jenis media tanam, EC dan pH nutrisi di dalam media tanam, cahaya, temperatur, kelembaban dan angin.
Volume dan frekuensi penyiraman
Di lihat dari faktor yang berkaitan erat dengan penyiraman, maka volume dan frekuensi penyiraman tidak semuanya sama pada suatu tempat tertentu. Untuk menentukan volume dan frekuensi penyiraman harus melihat atau menganalisa hasil penyiraman sebelumnya, hal ini dilakukan untuk menentukan volume, waktu dan frekuensi penyiraman. Pengalaman seperti itu penting, karena untuk menghasilkan cara penyiraman yang optimal harus sesuai dengan kondisi setempat, cara orang lain atau saran dari luar hanya merupakan bahan perbandingan untuk menentukan aktifitas penyiraman.
Volume penyiraman pada ketinggian lebih dari 700 meter dari permukaan laut biasanya antara 0.7 – 2.5 liter perhari, dengan frekuensi penyiraman 3 – 7 kali penyiraman per hari. Semakin tinggi temperatur dan rendahnya kelembaban di dalam greenhouse, maka volume dan frekuensi penyiraman akan meningkat, hal ini disebabkan aktifitas di dalam tanaman juga akan meningkat, evaporasi tinggi dan penyerapan unsur hara oleh akar akar cepat pula. Sehingga dibutuhkan unsur hara yang banyak juga. Apabila dalam keadaan penyerapan unsur hara yang tinggi tetapi larutan nutrisi tidak tersedia, maka akan menyebabkan berbagai kemungkinan yang dapat merugikan pertumbuhan tanaman .
Di sini akan dibahas beberapa pengalaman yang berhubungan dengan masalah penyiraman, antara lain;
1. Tanaman muda mudah layu
Tanaman yang baru pindah dari nursery ke dalam greenhouse seringkali agak layu atau benar benar lemas daunnya, hal ini wajar karena tanaman baru adaptasi. Tetapi jika ini terjadi lebih dari 10 hari, maka dapat juga disebabkan karena temperatur yang terlalu tinggi atau teknis penyiraman yang kurang benar.
Di dalam kasus ini, jika akibat temperatur yang terlalu tinggi maka perlu di usahakan untuk menurunkan temperatur atau menaikan kelembaban, misalnya dengan cara penyemprotan dengan air bersih pada setiap ruas jalan antar bedengan, ini akan membantu meningkatkan kelembaban, karena air yang terdapat di setiap ruas jalan akan menguap ke atas yang akan menyebabkan terdapatnya titik-titik air di dalam greenhouse. Akan tetapi layu tanaman tersebuti apabila benar-benar suhu di dalam greenhouse memang tinggi.
Penyebab layu tanaman sebagai akibat teknis penyiraman yang kurang benar akan terjadi biasanya selama beberapa hari atau sampai lebih dari seminggu, layunya tanaman ini hanya terjadi pada saat suhu meningkat, tetapi pada sore atau pagi hari biasanya kembali normal. Peristiwa ini dapat terjadi jika pertama kali tanaman diletakan di atas media slab (transplant) dan media slab tidak segera di buka drainasenya, atau juga karena setelah penanaman tanaman terlalu banyak disiram. Terlalu banyak penyiraman di dalam media slab akan menyebabkan akar sulit/lambat berkembang, karena media tanam penuh dengan air dan komposisi udara yang sangat sedikit, padahal dalam pertumbuhan akar diperlukan prosentasi udara yang cukup antara 15-17% udara. Perkembangan akar yang lambat sedangkan pertumbuhan vertikal terus berlangsung menyebabkan perbandingan volume akar dan volume di atas akar (daun, cabang dan batang) tidak seimbang. Apabila perbandingan tidak seimbang , pada saat evaporasi di atas tanaman tinggi akar tidak akan cukup mampu untuk menyerap air dan unsur hara secara baik, sehingga daun maupun batang tanaman akan terlalu banyak mengalami penguapan. Penguapan/evaporasi yang tidak seimbang inilah yang menyebabkan tanaman menjadi layu.
Untuk mencegah kejadian seperti tersebut di atas, sebaiknya media slab/polybag yang baru di tanam secepatnya dilakukan pembuangan drainase, dimana jika media slab masih lembab sebaiknya belum perlu dilakukan penyiraman larutan nutrisi. Keadaan seperti ini tentu akan memaksa perakaran tanaman agresif dalam pertumbuhannya, dibandingkan bila media slab terlalu basah.
2. Fitotoksisitas
Gejala kerusakan fitotoksisitas pada daun tanaman paprika dapat disebabkan apabila temperatur tinggi sedangkan hara kurang tersedia atau penyiraman larutan nutrisi tidak mencukupi. Bila temperatur terlampau tinggi dan kelembaban rendah maka evapotranspirasi tanaman akan sangat pesat. Tekanan negatif ini akan mengisap air dan hara dari media ke arah atas. Air akan keluar dalam bentuk uap dai saringan hidatoda sepanjang tepi daun, akibatnya garam-garam mineral akan tersaring dan terakumulasi di tepi daun. Jika melampaui kepekatan tertentu, akan terjadi fitotoksisitas yang dimulai pada tepi daun yang menguning, dan kemudian menjadi nekrosis cokelat-kehitaman seperti kebakar.
Pemupukan dalam istilah disini adalah pemberian larutan nutrisi yang digunakan untuk menyuplai hara yang dibutuhkan bagi tanaman melalui penyiraman di media tanam, atau dapat juga disebut Fertigation (fertilizer and irrigation). Pada budidaya secara hidroponik, penyiraman larutan nutrisi bagi tanaman dilakukan secara bertahap atau berkali-kali melalui sistem dan kebutuhan tanaman. Kebutuhan larutan nutrisi akan bertambah sesuai dengan tingkat pertumbuhan tanaman.
Penyerapan unsur hara oleh tanaman
Unsur hara yang terdapat pada media tanam akan diserap melalui akar, penyerapan air beserta hara dilakukan oleh ujung-ujung akar dan bulu-bulu akar, dengan demikian pembentukan akar sebagai awal pertanaman harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat mendorong perkembangan akar. Dengan perkembangan akar beserta bulu-bulu akar yang banyak, serapan air dan hara bisa menjadi lebih besar dan akan terjadi keseimbangan volume akar dengan pertumbuhan tanaman.
Penyerapan elemen-elemen oleh akar dipengaruhi oleh faktor di dalam lingkungan akar dan faktor di luar akar. Faktor dilingkungan akar misalnya jenis media tanam, kualitas air, pH dan EC larutan nutrisi. Sedangakan faktor luar misalnnya temperatur, angin, kelembaban, dan cahaya.
Elemen-elemen diserap oleh akar dalam bentuk ion-ion, yaitu anion yang bermuatan negatif dan kation yang bermuatan positif. Adanya perbedaan muatan antara ion-ion di dalam larutan hara dengan ion-ion dalam akar, menyebabkan terjadinya proses tukar-menukar ion. Contoh, ion K+ dari garam KNO3 akan masuk ke dalam akar karena tarikan ion OH- dari H2O, sedangkan ion NO3- akan tetap diluar karena terjadi ikatan dengan
ion H+.
PUPUK
Secara umum pupuk adalah semua bahan kimia yang bisa digunakan untuk menyuplai hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk yang dibutuhkan oleh tanaman adalah yang mengandung elemen-elemen yang menentukan pertumbuhan dan produktivitas tanaman, oleh sebab itu pemilihan pupuk dan aplikasinya merupakan salah satu aspek yang sangat penting di dalam budidaya tanaman komersial secara hidroponik.
Keberadaan pupuk tersebut harus memiliki unsur hara yang tersedia secara seimbang, baik unsur-unsur makro maupun unsur-unsur mikro. Keseimbangan unsur hara sebagai nutrisi adalah sangat penting agar tanaman dapat menyerap unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup, sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dibagi menjadi 2 kelompok yaitu, unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro adalah hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah banyak, diantaranya : C, H, N, O, S, P, K, Mg, Ca. Sedangkan unsur hara mikro adalah hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit tetapi harus tersedia, diantaranya : Fe, Si, Mn, B, Zn, Mo, Cu.
Ada beberapa faktor yang berkaitan erat dengan penyiraman dan pemberian larutan nutrisi, baik faktor tanaman itu sendiri maupun faktor luar yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Hal ini penting, karena apabila tidak diperhatikan akan menyebabkan kerusakan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Faktor dari tanaman yang dapat mempengaruhi penyiraman larutan nutrisi adalah jensi tanaman, varietas, umur tanaman dan volume akar. Sedangkan faktor luar adalah, jenis media tanam, EC dan pH nutrisi di dalam media tanam, cahaya, temperatur, kelembaban dan angin.
Volume dan frekuensi penyiraman
Di lihat dari faktor yang berkaitan erat dengan penyiraman, maka volume dan frekuensi penyiraman tidak semuanya sama pada suatu tempat tertentu. Untuk menentukan volume dan frekuensi penyiraman harus melihat atau menganalisa hasil penyiraman sebelumnya, hal ini dilakukan untuk menentukan volume, waktu dan frekuensi penyiraman. Pengalaman seperti itu penting, karena untuk menghasilkan cara penyiraman yang optimal harus sesuai dengan kondisi setempat, cara orang lain atau saran dari luar hanya merupakan bahan perbandingan untuk menentukan aktifitas penyiraman.
Volume penyiraman pada ketinggian lebih dari 700 meter dari permukaan laut biasanya antara 0.7 – 2.5 liter perhari, dengan frekuensi penyiraman 3 – 7 kali penyiraman per hari. Semakin tinggi temperatur dan rendahnya kelembaban di dalam greenhouse, maka volume dan frekuensi penyiraman akan meningkat, hal ini disebabkan aktifitas di dalam tanaman juga akan meningkat, evaporasi tinggi dan penyerapan unsur hara oleh akar akar cepat pula. Sehingga dibutuhkan unsur hara yang banyak juga. Apabila dalam keadaan penyerapan unsur hara yang tinggi tetapi larutan nutrisi tidak tersedia, maka akan menyebabkan berbagai kemungkinan yang dapat merugikan pertumbuhan tanaman .
Di sini akan dibahas beberapa pengalaman yang berhubungan dengan masalah penyiraman, antara lain;
1. Tanaman muda mudah layu
Tanaman yang baru pindah dari nursery ke dalam greenhouse seringkali agak layu atau benar benar lemas daunnya, hal ini wajar karena tanaman baru adaptasi. Tetapi jika ini terjadi lebih dari 10 hari, maka dapat juga disebabkan karena temperatur yang terlalu tinggi atau teknis penyiraman yang kurang benar.
Di dalam kasus ini, jika akibat temperatur yang terlalu tinggi maka perlu di usahakan untuk menurunkan temperatur atau menaikan kelembaban, misalnya dengan cara penyemprotan dengan air bersih pada setiap ruas jalan antar bedengan, ini akan membantu meningkatkan kelembaban, karena air yang terdapat di setiap ruas jalan akan menguap ke atas yang akan menyebabkan terdapatnya titik-titik air di dalam greenhouse. Akan tetapi layu tanaman tersebuti apabila benar-benar suhu di dalam greenhouse memang tinggi.
Penyebab layu tanaman sebagai akibat teknis penyiraman yang kurang benar akan terjadi biasanya selama beberapa hari atau sampai lebih dari seminggu, layunya tanaman ini hanya terjadi pada saat suhu meningkat, tetapi pada sore atau pagi hari biasanya kembali normal. Peristiwa ini dapat terjadi jika pertama kali tanaman diletakan di atas media slab (transplant) dan media slab tidak segera di buka drainasenya, atau juga karena setelah penanaman tanaman terlalu banyak disiram. Terlalu banyak penyiraman di dalam media slab akan menyebabkan akar sulit/lambat berkembang, karena media tanam penuh dengan air dan komposisi udara yang sangat sedikit, padahal dalam pertumbuhan akar diperlukan prosentasi udara yang cukup antara 15-17% udara. Perkembangan akar yang lambat sedangkan pertumbuhan vertikal terus berlangsung menyebabkan perbandingan volume akar dan volume di atas akar (daun, cabang dan batang) tidak seimbang. Apabila perbandingan tidak seimbang , pada saat evaporasi di atas tanaman tinggi akar tidak akan cukup mampu untuk menyerap air dan unsur hara secara baik, sehingga daun maupun batang tanaman akan terlalu banyak mengalami penguapan. Penguapan/evaporasi yang tidak seimbang inilah yang menyebabkan tanaman menjadi layu.
Untuk mencegah kejadian seperti tersebut di atas, sebaiknya media slab/polybag yang baru di tanam secepatnya dilakukan pembuangan drainase, dimana jika media slab masih lembab sebaiknya belum perlu dilakukan penyiraman larutan nutrisi. Keadaan seperti ini tentu akan memaksa perakaran tanaman agresif dalam pertumbuhannya, dibandingkan bila media slab terlalu basah.
2. Fitotoksisitas
Gejala kerusakan fitotoksisitas pada daun tanaman paprika dapat disebabkan apabila temperatur tinggi sedangkan hara kurang tersedia atau penyiraman larutan nutrisi tidak mencukupi. Bila temperatur terlampau tinggi dan kelembaban rendah maka evapotranspirasi tanaman akan sangat pesat. Tekanan negatif ini akan mengisap air dan hara dari media ke arah atas. Air akan keluar dalam bentuk uap dai saringan hidatoda sepanjang tepi daun, akibatnya garam-garam mineral akan tersaring dan terakumulasi di tepi daun. Jika melampaui kepekatan tertentu, akan terjadi fitotoksisitas yang dimulai pada tepi daun yang menguning, dan kemudian menjadi nekrosis cokelat-kehitaman seperti kebakar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar