CARA MEMBUAT PAKAN KAMBING ATAU DOMBA DARI POHON PISANG

 
 
 
 
 
 
55 Votes

Pakan merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keberhasilan dalam beternak. Syarat pakan yang diberikan harus berkualitas, mengandung zat atau materi yang dibutuhkan dengan komposisi yang seimbang.  Bila syarat tersebut telah terpenuhi, pakan tersebut bisa disebut pakan berkualitas.  Hal ini secara umum berlaku untuk semua hewan ternak, termasuk kambing dan domba.
Di Indonesia,  pakan yang umum diberikan oleh para peternak kambing dan domba adalah rumput. Rumput sepertinya sudah menjadi primadona sejak lama untuk jadi pakan kambing atau domba dan menjadi menu wajib.  Sekarang saatnya kita memperbaharui jenis pakan primadona tersebut dengan pakan berkualitas agar tumbuh dan kembang ternak kita menjadi optimal.  Sebagai referensi coba kita lihat kualitas dari beberapa jenis pakan yang sering para peternak pakai.  Kandungan nutrisi yang terdapat dalam rumput dan tumbuhan lain tersebut  dapat kita lihat dalam Tabel Kandungan Nutrisi Hijauan Legimunosa
Pada tulisan ini kita akan membuat pakan untuk kambing dan domba dengan kualitas nutrisi seimbang sesuai kebutuhan yang optimal.  Coba anda lihat lagi tabel tadi, di sana terdapat berapa kebutuhan kambing atau domba terhadap nutrisi berupa karbohidrat, protein, vitamin maupun serat kasarnya. Pakan yang akan kita buat  prinsipnya adalah proses fermentasi. Dengan melalui fermentasi, pakan akan mudah dicerna dan penyerapan nutrisi akan lebih baik.
Berikut adalah cara yang sudah saya lakukan minggu kemarin (19 Januari 2014). Untuk kali ini kita akan membuat pakan dengan bahan baku pohon pisang, disebut juga gedebog pisang atau gebog. Melengkapi kebutuhan lainnya terhadap protein dan serat kasar, kita tambahkan ampas tahu dan dedak.  Bahan-bahan tersebut adalah bahan yang mudah ditemui dan didapatkan. Untuk daerah yang kesulitan bahan-bahan tersebut dapat diganti dengan bahan sejenis, kita tinggal melihat saja pada tabel tadi jenis dan jumlahnya. Untuk proses fermentasi kita akan lakukan mengikuti pola HCS yang telah sukses diterapkan oleh rekan-rekan peternak kita misalnya di Jawa Tengah. Jenis fermentasi yang saya lakukan ini disebut fermentasi basah, artinya bahan bakunya tidak kering alias masih mengandung banyak air. Banyak pula yang menyebut pakan fermentasi ini dengan sebutan silase, atau ada yang ‘sedikit salah’ menyebut ‘esalase‘…maksudnya mungkin sama, yang penting jangan menyebut ‘etalase’ saja….hehe
Baiklah, tanpa panjang lebar lagi  kita lakukan pembuatan pakan ternak ala HCS ini.  Untuk yang pertama, seperti biasa kita lakukan persiapan-persiapan. Apa saja yang harus dipersiapkan ? Ini dia…….

1. Persiapan Peralatan

  • Terpal, sebagai alas untuk pencampuran bahan
  • Timbangan, untuk menimbang bahan.  Jenis timbangan terserah anda.
  • Gelas ukur plastik. Kemarin saya pakai yang 1000 ml, gelas ukur plastik                                                gunanya ya untuk ngukur berapa liter air yang dibutuhkan. Alat lain bisa dipakai, misalnya pakai gayung ukuran 1 liter. Saya lebih senang pakai ini karena skala volume-nya lebih jelas.
  • Ember plastik kapasitas minimal 5 liter
  • Sekop atau alat apa saja yang fungsinya untuk membantu saat pencampuran bahan
  • Sprayer, saya memakai sprayer dengan kapasitas 5 liter. Sudah dilengkapi pompa biar ga pegel tangan. Fungsinya biar nanti larutan SOC bisa tersebar merata.
  • Tong plastik atau kantong plastik, untuk tempat fermentasi bahan-bahan
  • Golok, atau pisau, atau parang, terserah anda, fungsinya nanti untuk mencacah atau mengiris gedebog pisang.

2. Persiapan Bahan

Siapkan bahan-bahan sesuai tabel berikut.  Untuk pembuatan pakan dengan jumlah yang berbeda, jumlah takaran bahan-bahan bisa disesuaikan.
NONAMA BAHANJUMLAH (TAKARAN)
1Pohon Pisang100  kg
2Ampas Tahu15  kg
3Dedak/katul3  kg
4Gula Pasir100 gram
5Garam250 gram
6SOC HCS30 cc (3 tutup botol SOC)

3. CARA PEMBUATAN

  • Hamparkan terpal di tempat teduh, maksudnya biar kita tidak kepanasan selama pengerjaan, dan mengurangi resiko rusak atau matinya inokulum.
  • Di atas terpal tadi, dengan beralaskan kayu, pohon pisang dipotong-potong sampai ukuran kurang lebih 3 x 4 cm
  • Kemudian campurkan ke dalam pohon pisang yang sudah dipotong-potong tadi masing-masing ampas tahu dan dedak. Campur dan aduk sampai merata.
  • Buat larutan bibit fermentasi dengan cara : 30 cc SOC HCS (3 tutup botol SOC) dimasukkan ke dalam 1 (satu) liter air, tambahkan 100 gram gula pasir lalu diaduk sampai larut. Larutan ini kemudian didiamkan selama 15 menit.
  • Setelah 15 menit, larutan bibit fermentasi tadi dimasukkan ke dalam 10 liter air (pakai ember). Aduk sampai larut.
  • Larutan baru tersebut kemudian masukkan ke dalam sprayer dan disemprotkan ke dalam bahan pakan (potongan pohon pisang dkk.) secara merata sambil diaduk.
  • Kemudian taburkan 250 gram garam ke dalam bahan sambil diaduk secara merata.
  • Langkah terakhir, masukkan bahan pakan tersebut ka dalam tong plastik atau kantong plastik dan ditutup rapat (kedap udara) selama 1-3 jam.
  • Setelah selesai, pakan hasil fermentasi tersebut siap diberikan pada ternak kambing atau domba.

4. KETERANGAN

  • Sebelum pakan buatan diberikan pada ternak, terlebih dahulu bersihkan ternak (mandi) dan kandangnya.  Bila perlu, ternak diberi vitamin B terlebih dahulu atau dicekok/dicontang dengan 2-3 cc (1 tutup botol) SOC HCS agar nafsu makannya meningkat.
  • Masukkan kambing atau domba ke dalam kandang dan biarkan dulu untuk adaptasi dan JANGAN DIBERI MAKAN
  • Untuk proses adaptasi, pertama-tama berikan pakan buatan dicampur dengan pakan biasa yang telah disemprot SOC HCS.
  • Selama 1 – 7 hari, tiap pagi ternak diberi pakan seperti biasa yang telah disemprot SOC HCS, sore harinya diberi pakan buatan agar terbiasa.  Selanjutnya akan normal dengan pakan buatan.
  • Pengalaman saya, kecepatan adaptasi kambing atau domba berbeda-beda. Ada yang pada saat pertama diberi langsung menyukai pakan buatan ini, namun ada pula yang perlu waktu sampai 2 hari untuk adaptasi sampai benar-benar berpindah ke pakan buatan.
  • Satu hal lagi, atur kadar air jangan terlalu tinggi.  Bila terlalu tinggi atau basah, hasil fermentasi tidak optimal dan kurang tahan lama.

5. MANFAAT PAKAN HASIL FERMENTASI BASAH

  • Pakan hasil fermentasi akan lebih mudah dicerna sehingga penyerapan nutrisi bisa optimal
  • Dengan pola ini, kebutuhan nutrisi dalam pakan sudah terpenuhi sehingga pertumbuhan ternak akan lebih cepat dibandingkan dengan diberi pakan biasa (rumput), biasanya pertumbuhan 2 – 4 kali meningkat dibandingkan pakan biasa. Rata-rata 2,5 – 14 kg/minggu, sedangkan tanpa SOC rata-rata 2,5 kg/bulan.
  • Daging ternak tidak banyak mengandung lemak karena komposisi pakan sudah ideal
  • Nutrisi pakan berupa vitamin tercukupi dengan adanya kandungan SOC HCS dalam pakan
  • Limbah kotoran ternak tidak bau seperti kalau diberi pakan biasa. Dengan demikian lingkungan akan tetap sehat.  Silahkan bandingkan….
  • Menghilangkan kebiasaan mencari rumput atau ngarit dan angon.
catatan : sebagai dasar tentang fermentasi ini, anda dapat membaca pula DI SINI
BERIKUT BEBERAPA FOTO PROSES PEMBUATAN PAKAN KAMBING DENGAN FERMENTASI BASAH
POHON PISANG
KATUL ATAU DEDAK
AMPAS TAHU
IMG-20140125-00916
IMG-20140125-00917
IMG-20140125-00918
IMG-20140125-00920
IMG-20140125-00921
IMG-20140125-00922
SELAMAT MENCOBA DAN MEMBUKTIKAN !!!!
ATAU SAKSIKAN VIDEO BERIKUT MENGENAI ADAPTASI DOMBA BERGANTI PAKAN

49 thoughts on “CARA MEMBUAT PAKAN KAMBING ATAU DOMBA DARI POHON PISANG

  1. Deden Supriatna
    Maaf saya mau bertanya, kalau gedebong pisangnya diganti dengan kulit jagung/tongkol jagung bisa atau tidak pak? Kandungan nutrisi nya bagus atau tidak?
    Balas 
    1. dikdiktaufikPenulis Tulisan
      Diganti dengan kulit jagung memungkinkan melalui proses fermentasi. Nutrisi yang terkandung dalam kulit jagung bisa dikatakan ‘sangat mirip’ misalnya dengan rumput. Misalnya kulit jagung mempunyai kandungan 24,71% bahan kering, 11,2% protein, 29,05% serat kasar, sedangkan rumput memiliki 24,40% bahan kering, 8,20% protein, 31,70% serat kasar, Mirip kan ? Selamat mencoba…
      Balas 
      1. Deden Supriatna
        Terimakasih pak atas penjelasannya, saya akan coba. Oiya pak, klo pakan fermentasi untuk bebek dengan menggunakan ampas tahu, campurannya apa saja agar lebih maksimal? Apakah
        proses fermentasinya sama seperti kambing yg memerlukan waktu 3jam?
        Balas 
        1. dikdiktaufikPenulis Tulisan
          Campuran tambahan adalah biasanya dedak dan sayuran, bahkan mungkin bisa dikombinasikan dengan tambahan bahan lain yang tersedia di daerah masing-masing. Fermentasinya termasuk basah dan dibutuhkan waktu sama yaitu 3 jam
          Balas 
  2. opick
    pak saya lg mencoba pakai gedebog pisang.pertama2 kambing saya doyan,tp setelah 2 hari kambing tdk mau makan gedebog lg.mohon penjelasanya.trimakasih
    Balas 
  3. Ence casmita
    Artikek yang bagus..
    kbetulan saya punya beberapa domba garut..
    saya mau coba pakai pakan fermentasi..untuk mendapatkan cairan SOC HCS dimana/bagaimana cara mendapatkannya.
    Terima kasih
    Balas 
  4. mamad
    numpang tanya, sy mitra baru hcs kambing2 sya g mau makan permintasi debok pisang. sudah di coba puasaka 6jam ttp g mau. mohon solusinya.
    Balas 
    1. dikdiktaufikPenulis Tulisan
      Coba periksa dulu apakah kambingnya ‘sakit’ sehingga nafsu makannya kurang, atau lakukan adaptasinya perlahan-lahan jangan langsung pakan fermentasi, tapi dicampur dulu dengan yang biasa
      Balas 
  5. faqihudin
    maaf pak saya mau bertanya, untuk pembuatan fermentasi pohon pisang, untuk sekali pembuatan bisa digunakan untuk berapa kali makan/ berapa hari ?
    Balas 
    1. dikdiktaufikPenulis Tulisan
      Pakan Fermentasi basah rata-rata tahan sampai 1 minggu bahkan ada yang lebih. Berdasarkan hal tersebut dan jumlah konsumsi ternaknya, bapak bisa hitung berapa jumlah pakan fermentasi yang perlu dibuat
      Balas 
  6. adi kristyawan
    untuk metode penyimpanannya bagaimana mana.? apakah setelah diambil ditutup lagi atau dibiarkan terbuka pakan fermentasinya.?
    Balas 
    1. dikdiktaufikPenulis Tulisan
      Lebih baik ditutup lagi Pak, ini untuk menghindari masuknya lalat. Lalat akan ‘sangat doyan’ pakan hasil fermentasi, akibatnya nanti mudah timbul belatung
      Balas 
    1. dikdiktaufikPenulis Tulisan
      maaf mas, saya tidak dalam posisi independen untuk menilai langsung kualitas EM4. Tapi mas bisa coba sendiri dan akan langsung mendapat kesimpulannya….terima kasih
      Balas 
    1. dikdiktaufikPenulis Tulisan
      apabila ada salah satu jenis bahan yang tidak tersedia, bisa diganti bahan sejenis yang kandungannya mendekati. Anda bisa searching misalnya ampas tahu bisa saja diganti dengan ampas kelapa atau bungkil kelapa sawit
      Balas 
  7. Yohanes Mandai
    Pakan Buatan pola HCS seperti petunjuk dalam Artikel Pak Bos sudah saya aplikasikan pada kambing PE milik saya ternyata cukup cepat adaptasinya. Selanjutnya saya akan mengukur pertambahan bobot badan secara berkala,,, terutama pada kambing jantan. Thank’s Pak Bos. Kiranya perkenalan kita yang sudah berjalan beberapa bulan ini, merupakan sebuah kebetulan yang membawa keberuntungan dan perubahan bagi perkembangan peternakan saya. Semoga artikel-artikel dalam Real Organichcs lebih dikenal oleh petani-peternak secara luas.
    Balas 
  8. niko
    untuk pola hcs pada kambing betina apakah tidak menimbulkan kemandulan gan?
    atau keguguran bila sedang hamil ? makasih
    Balas 
  9. abdul
    Assalamualaikum, klo ampas tahunya ditiadakan alias tidak dikasih ampas tahu dari bahan fermentasinya , bisa jadi nggak fermentasinya ya pak? n kira2 kambingnya nanti doyan nggak pak?..trims.
    Balas 

Berikan Balasan